Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Ancaman Perangkat Lunak Palsu

Suryani Wandari Putri
15/10/2016 01:15
Ancaman Perangkat Lunak Palsu
(MI/SURYANI WANDARI)

BILA selama ini kita melihat pembajakan film dan lagu, ternyata tanpa disadari tingkat pembajakan tertinggi terjadi pada perangkat lunak komputer atau software. Setidaknya 84% pengguna dari seluruh pengguna software di Indonesia menggunakan software hasil bajakan.

Penggunaan produk bajakan di Indonesia masih terbilang tinggi. Tidak semata perorangan, tapi juga organisasi. Masyarakat Indonesia Antipemalsuan (MIAP) mencatat penggunaan software palsu di Tanah Air ada di peringkat empat.

“Setidaknya ada beberapa kategori produk palsu yang paling banyak digunakan konsumen di Indonesia, antara lain tinta printer (49,4%), pakaian (38,90%), barang dari kulit (37,20%), software (33,50%), produk kosmetik (12,60%), makanan dan minuman (8,50%), serta produk farmasi (3,80%),” kata Sekretaris Jenderal MIAP Justisiari P Kusumah di Jakarta, Jumat (30/9).

Sayangnya, kesadaran menggunakan software asli masih minim. Padahal, sejumlah ancaman siap menanti Anda, lo, seperti kerusakan file, pencurian data pribadi, dan penyusupan privasi atau malware.

Tak mengherankan bila PT Microsoft Indonesia sebagai anggota MIAP pun menyosialisasikan bahaya penggunaaan counterfi et software melalui edukasi Anti-Piracy kepada para konsumen di Indonesia bertajuk #Cariyangori. Penelitian yang dilakukan Microsoft dan Internasional Data Corporation (IDC) pada 2014 menunjukkan konsumen individu bisa menghabiskan US$25 miliar atau sekitar Rp377 triliun dan membuang waktu sebanyak 1,1 miliar jam untuk mengidentifi kasi, memperbaiki, dan memastikan perangkat mereka terbebas dari malware.

“Banyaknya waktu dan materi yang terbuang untuk memulihkan perangkat yang terinfeksi oleh malware tentunya akan merugikan pengguna. Padahal, dengan menggunakan genuine software, Anda dan keluarga dapat fokus memanfaatkan perangkat tersebut lebih maksimal,” ujar Software Asset Management and Compliance Director Microsoft Indonesia Sudimin Mina.


Rugi

Kerugian akibat software palsu dialami penyiar dan presenter Muhammad Farhan. “Keluarga kami termasuk salah satu pengguna aktif komputer dan internet untuk mengakses informasi dan hiburan. Suatu ketika, kami tidak sengaja menggunakan software yang ternyata counterfeit. Alhasil, komputer kami sering mengalami crash dan datadata penting pada hard disk pun ikut hilang,” ungkap Farhan.

Peristiwa yang terjadi pada Farhat merupakan salah satu efek negatif dari software palsu. Sejumlah ancaman pun siap menghantui Anda, mulai dari performa PC yang menurun, aplikasiaplikasi tak dikenal berjalan di background, bahkan yang paling fatal ialah identitas pengguna seperti kata kunci akun terganti atau bahkan tidak bisa dipakai.

Justisiari mengungkapkan PC orisinal dilengkapi sistem keamanan dari bahaya virus ataupun malware. Berdasarkan data yang diterbitkan Microsoft Malware Infection Index 2016, Indonesia merupakan nomor tiga sebagai korban serangan malware. Di sisi lain, Indonesia menempati peringkat dua sebagai penyebar malware.

“Hal ini disebabkan pemakaian software bajakan. Para pengguna itu memanfaatkan key generator. Keygen-nya diambil dari luar negeri, dipakainya di Indonesia. Otomatis yang terdeteksi IP Indonesia,” ujar Justisiari. Meski harga software asli dinilai mahal, pengguna tidak akan mengalami kerugian. Jadi masih yakin mau membeli sofware bajakan? (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya