Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

DKI Terapkan Aplikasi Digital untuk Putus Rantai Covid-19

Deri Dahuri
26/6/2020 13:27
DKI Terapkan Aplikasi Digital untuk Putus Rantai Covid-19
Teknologi aplikasi Jejak digunakan di wilayah DKI Jakarta untuk memberikan sebuah gambaran lokasi pergerakan pasien positif Covid-19. (Ist)

PANDEMI virus korona baru atau Covid-19 telah menjadi persoalan serius dan merenggut lebih dari 2.500 jiwa di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 dari mulai penggunaan masker, penerapan social dan physical distancing, hingga karantina bagi mereka yang dinyatakan positif.

Selain itu dilakukan pula contact tracing dan tracking mengetahui siapa saja yang telah bertemu dengan penderita Covid-19. Contact tracking dan tracing ditujukan untuk memudahkan petugas kesehatan untuk mengambil tindakan agar virus ini tidak menyebar semakin luas.

Untuk mengatasi penyebaran pandemi Covid-19 di wilayah DKI Jakarta, Jakarta Smart City (JSC) sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Diskominfotik) dan Cartenz Group berkolaborasi mengembangkan aplikasi Jejak.

Jejak merupakan salah satu fitur aplikasi di platform JAKI yang dapat melakukan pemindaian pergerakan individu melalui kode QR (Quick Response). Teknologi tersebut akan memberikan sebuah gambaran lokasi pergerakan pasien positif Covid-19  selama 14 hari ke belakang.

Setiap warga Jakarta dapat mengunduh aplikasi JAKI untuk mendapatkan fitur aplikasi Jejak secara gratis dan nantinya secara berkala akan mengkaji pelaksanaan serta tata kelola data sehingga pelacakan akan termonitor dengan baik.

Dalam keterangannya, Jumat (26/6), Gito Wahyudi, CEO, Cartenz Group, mengatakan cara kerja dari aplikasi ini adalah dengan melakukan pemindaian kode unik QR dari setiap individu di pusat keramaian.

Pemindaian ini bertindak sebagai pencatat riwayat kunjungan yang kemudian akan digunakan para petugas pengendali Covid-19. Apabila ditemukan sebuah kasus baru di titik lokasi yang pernah dikunjungi, maka para petugas bisa mendapatkan data secara akurat terkait siapa saja yang pernah mengunjungi lokasi tersebut.

 "Kami akan terus berkolaborasi, menghadirkan inovasi serta berperan aktif dalam membantu pemerintah dalam hal pengendalian penyebaran Covid-19 dalam hal ini khususnya DKI Jakarta,” ujar Gito.

“Teknologi memegang peranan sangat penting di dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dan Cartenz ingin turut mengambil bagian dan pada saat yang bersamaan dapat memberikan sumbangsih untuk Indonesia. Harapan kami melalui aplikasi JEJAK berbagai keputusan terkait penanganan Covid-19 dapat diambil dengan cepat dan tepat,” tambah Gito.

Sementara itu, Yudhistira Nugraha, Direktur Jakarta Smart City (JSC) mengatakan kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk dari implementasi Smart City 4.0, yaitu pemerintah menjadi kolaborator dan masyarakat dapat mengambil peran sebagai co-creator.

“Prinsip-prinsip pengembangan ekosistem Smart City 4.0 mulai dari mobile first, system dan data driven technology, digital experience, serta smart collaboration kami terapkan dalam skema kolaborasi ini,” jelasnya.

“JSC terus berupaya untuk mengajak para akademisi, industri, media maupun masyarakat untuk berperan aktif bersama dalam menghadirkan berbagai solusi, khususnya pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam penanganan Covid-19 di DKI Jakarta mulai dari tahapan testing, tracing, treatment, dan monitoring”, tutur Yudhistira. (RO/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik