Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Akses Ilmu tanpa Batas

Rizky Noor Alam
27/10/2018 03:40
Akses Ilmu tanpa Batas
()

KECAKAPAN berkomputer merupakan hal yang wajib dikuasai untuk dapat bersaing di era serbadigital saat ini. Sayangnya, belum semua orang mampu memiliki akses terhadap peranti canggih tersebut.

Kondisi itu mendorong salah satu perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Endless Computers, untuk mengembangkan sistem operasi (Endless OS) yang berbasis Linux. Sistem operasi tersebut didesain khusus untuk pasar negara-negara berkembang, yang umumnya masih punya problem kesenjangan.

"Kalau di Amerika Serikat, 100% anak-anak itu sudah memiliki komputer. Begitu pun di Indonesia, 100% anak-anak yang berasal dari kelas atas sudah memiliki komputer. Namun, ada sekitar 88% anak-anak Indonesia yang belum memiliki komputer. Hal tersebut ialah ironi. Dan di seluruh dunia, masih ada sekitar 5 miliar orang yang belum tersentuh komputer. Oleh karena itulah, kami membuat komputer pendidikan bagi semua orang," ungkap CEO and Founder Endless Computer, Matt Dalio, saat diwawancarai Media Indonesia, di Jakarta, Kamis (18/10).

Sistem operasi Endless memiliki tampilan yang lebih sederhana ketimbang sistem operasi Windows. Mirip tampilan ponsel pintar. Endless juga dilengkapi aplikasi bawaan untuk melakukan browsing, mengakses media sosial, melakukan pekerjaan kantor, maupun bermain gim. Ada pula kumpulan artikel dan literatur yang bisa diakses langsung tanpa dukungan koneksi internet sekalipun. Dengan demikian, konten dapat diakses, baik secara online maupun offline.

Dalam sistem operasinya, Endless menggabungkan banyak perangkat lunak dan telah menciptakan sejumlah proyek dan merilisnya di bawah lisensi bebas dan terbuka.

"Target pasar kami ialah anak-anak berusia 8-18 tahun. Kami mendesain Endless semudah mungkin seperti smartphone sehingga lebih user friendly," imbuh Matt.

Perangkat lunak Endless OS sebenarnya bisa diunduh secara gratis di situs Endless dengan ukuran 2 GB. Tidak hanya itu, pengguna juga bisa membeli komputer yang sudah terinstal Endless OS. Setidaknya, saat ini Endless Computers sudah bekerja sama dengan sejumlah pabrikan laptop, seperti Asus, Acer, HP dan lain sebagainya, dan dijual dengan harga sesuai dengan spesifikasi laptop yag diinginkan pengguna. Perusahaan pun saat ini tengah mengembangkan laptop dengan merek sendiri.

"Kalau sudah punya laptop berbasis Windows, juga bisa install Endless jadi bisa jalan bersama," imbuh Matt.

Untuk kontennya sendiri, jelasnya, ada berbagai macam konten terutama yang berhubungan dengan edukasi, mulai Ensiklopedia, biologi, bahasa Inggris, coding, permainan pendidikan, Libre Office--seperti Microsoft Office--dan lainnya. Konten pendidikan yang ada juga sudah disesuaikan dengan kurikulum nasional negara masing-masing, termasuk dari segi bahasa.

Setidaknya, ada ratusan konten yang ditawarkan Endless dan semuanya bisa digunakan tanpa koneksi internet. Saat terhubung internet, seluruh konten tersebut otomatis akan terbarui. Pengguna juga bisa menggunakannya untuk membuka e-mail, media sosial, Skype, dan lain-lain.

Sederhana

Saat dicoba Media Indonesia, kesan pertama ialah waktu booting Endless OS yang cukup lama daripada Windows OS dan Mac OS. Meskipun begitu, saat sudah siap digunakan, tampilannya memang mirip dengan ponsel pintar. Dengan menu terpusat di tengah layar, bisa dibilang Endless mengajak penggunanya untuk mengeksplorasi aplikasi yang ada di depan mata.

Meski tampilan user interface-nya sederhana, grafisnya enak dipandang. Aplikasi yang ada sudah berkelompok dalam folder-folder sesuai dengan kategori. Hal tersebut tentunya akan membantu pengguna yang belum familier dengan tampilannya.

Di bagian pojok kanan bawah, ada tombol mirip ikon sinyal wi-fi, tetapi fungsinya untuk task switcher dan multitasking. Tanpa perlu ctrl+alt+del lagi, lewat tombol mirip sinyal wi-fi itu pun pengguna bisa langsung menutup paksa aplikasi yang crash atau not responding. Sementara itu, tombol di pojok kiri bawah berfungsi sebagai tombol home. Untuk tombol shut down letaknya sendiri tersembunyi di bar, tidak seperti OS pada umumnya yang ada di pojok kiri bawah.

Untuk memanfaatkannya seperti rekan kerja ala Microsoft Office, Endless OS sudah memiliki Libreoffice. Pemakaiannya pun tidak jauh berbeda sehingga pengguna dapat dengan cepat menguasai fitur-fitur utama. Utilitasnya terbilang bagus, dokumen yang dibuat pun langsung tersimpan dalam format .doc, .xls, dan .ppt yang tentunya memudahkan pengiriman file Endless OS ke OS lain.

Untuk aplikasi multimedia, Endless menyiapkan VLC Media Player yang dapat memainkan semua file audio dan video MP4, mkv, avi. Menariknya, beberapa aplikasi, seperti Ensiklopedia, bisa dijalankan secara offline. Hal tersebut sangat berguna bagi siswa di daerah dengan akses internet terbatas.

Endless OS juga menyediakan semacam Apps Store yang memungkinkan pengguna mengunduh aneka aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Jika disimpulkan, laptop dengan Endless OS memang cocok dipakai pemula, pelajar, maupun mereka yang menginginkan produk ekonomis tapi berkualitas. "Kami sudah ada di 56 negara dan ini menyasar kalangan bawah yang menilai komputer terlampau mahal," ujar Matt.

Pihaknya kini juga bermitra dengan lembaga pembiayaan, seperti Adira Finance, Kudo, juga Kredivo, untuk memudahkan masyarakat memiliki komputer tersebut. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik