Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
TREN inovasi dunia perbankan saat ini semakin berkembang dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Mulai menerbitkan uang elektronik, mobile banking, internet banking, dan lain-lain. Fasilitas itu untuk mempermudah nasabah bertransaksi.
Salah satu produk teranyar itu Sakuku dari Bank BCA yang menyasar segmen anak muda.
"Sakuku merupakan uang elektronik berbasis aplikasi smartphone yang diluncurkan pada September 2015. Sakuku menyasar generasi milenial untuk membuat kemudahan transaksi dalam satu aplikasi," jelas Executive Vice President Transaction Banking Business Development and Marketing Division PT Bank Central Asia Tbk, Mira Wibowo, di Jakarta Rabu (18/10)
Sebagai uang elektronik, Sakuku termasuk pada jenis server based, bukan chip based. Kartu tersebut dapat digunakan untuk berbelanja, isi pulsa, dan transaksi perbankan lainnya.
"Saat ini, Sakuku dapat digunakan untuk bayar belanja di lebih dari 10.765 toko dan lebih dari 18 merchant online (website) yang jumlahnya akan terus bertambah," imbuh Mira.
Lebih lanjut, ia menambahkan, alasan pihaknya menerbitkan kartu itu adalah sebagai respons atas minat masyarakat khususnya generasi muda yang tinggi akan aplikasi layanan perbankan digital.
"Hal lain yang juga menjadi pembeda adalah teknologi QR Code pada Sakuku, membuat nasabah dapat bertransaksi secara aman dan nyaman langsung melalui smartphone mereka, juga Sakuku bisa me-split bill (patungan bisa langsung ke sembilan teman), serta tarik tunai tanpa kartu di ATM," lanjutnya.
Sebagai aplikasi perbankan yang diperuntukan bagi smartphone, dari segi keamanannya sendiri cukup terjamin karena membutuhkan nomor ponsel dan smartphone pengguna serta PIN numerik. Bahkan, pengguna bisa memblokir ataupun menutup aplikasi Sakuku miliknya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sejak diluncurkan hingga 30 September 2017, pengguna Sakuku telah mencapai lebih dari 210 ribu pengguna. Tentunya kami akan terus meningkatkan fitur-fitur di dalamnya, sehingga memberi kemudahan transaksi dalam satu aplikasi," ujar Mira lagi.
Lebih simpel
Salah satu pengguna Sakuku, Dwi Pranata,26, mengaku menggunakan uang elektronik itu lewat promo diskon yang diawarkan.
"Saya pakai awal 2016. Tahu produk saat beli minuman dan kasir menawarkan ada promo kalau pakai Sakuku, setelah itu tertarik untuk membuat aplikasinya," ujar pegawai BUMN itu di Jakarta, Kamis (19/10).
Menurutnya, penggunaan Sakuku lebih simpel, karena tidak perlu menggunakan sistem NFC yang harus ditempel ke alat seperti EDC, tapi pakai barcode pada setiap transaksi.
Namun, lanjut Dwi, ia sudah jarang menggunakan aplikasi tersebut karena sudah jarang ada promo-promo menarik.
"Jujur saya jarang pakai, paling kalau ada promo menarik saja, biasanya saya top up Rp100 ribu- Rp200 ribu saja. Harapan ke depan untuk Sakuku, harus lebih banyak bikin promo dan diumumkan juga di toko yang bekerjasama, jadi orang-orang akan tahu," imbuhnya.
Selain BCA, perusahaan teknologi pembayaran global Visa juga menggunakan teknologi QR Code Visa yang merupakan cara pembayaran nirkartu terbaru dengan menggunakan ponsel.
"Konsumen dapat membayar barang dan layanan dengan memindai QR codedari mobile apps resmi yang dikeluarkan oleh bank atau institusi keuangan dari smartphone mereka, atau dengan cara memasukkan nomor merchant ke ponsel biasa yang dimiliki," jelas Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Harianto Gunawan.
Layanan pembayaran berbasis QR code Visa itu sifatnya interoperable, sehingga konsumen dan merchant tidak perlu memiliki akun dari bank yang sama. Hal itu memberikan kemudahan, keamanan, dan keandalan yang sama, seperti produk dan layanan Visa lainnya.
"Cara kerjanya sendiri konsumen dapat bertransaksi, membayar tagihan, dan pada beberapa negara layanan ini dapat mengirim atau menerima uang dari kerabat dan keluarga secara nirkartu (tanpa kartu)," ujar Harianto.
Yang diperlukan, lanjutnya, cuma menghubungkan kartu berlogo Visa mereka dengan mobile apps QR code yang sudah diunduh. Setelah itu, konsumen dapat langsung bertransaksi dengan memindai QR Code (scan to pay) melalui smartphone atau memasukkan nomor merchant ke ponsel biasa konsumen.
Namun, perlu diingat bahwa layanan pembayaran QR Code Visa merupakan channel pembayaran, bukan produk e-wallet ataupun e-money, sehingga uang nasabah akan tetap berada di dalam akun mereka.
"Layanan ini diciptakan untuk konsumen dan merchants dari berbagai latar belakang, seperti UMKM, korporasi, pemerintah, institusi keuangan dan konsumen dalam melakukan transaksi sehari-hari (belanja di supermarket, belanja online, mengisi bensin, dll), sehingga dapat digunakan oleh siapa saja untuk membayar dan dibayar."
Yang lebih penting lagi, tambah Harianto, layanan itu merupakan solusi untuk transaksi P2M (person to merchant), dengan menggunakan infrastruktur yang sama.
Namun, layanan baru itu akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat, karena masih menunggu izin dari regulator, tetapi layanan sudah dapat digunakan pada 33 bank dan lebih dari 328 merchants di India, Kenya, dan Nigera yang mengadopsi standard interoperable untuk mengakselerasi program pembayaran digital dengan QR Code.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved