Anggaran Harus Transparan

Satria Sakti Utama
11/11/2016 09:59
Anggaran Harus Transparan
(Antara/Wahyu Putro A)

SEJUMLAH tugas besar langsung menghadang Edy Rahmayadi begitu terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020, kemarin. Salah satunya ialah tuntutan Kementerian Pemuda dan Olahraga agar induk sepak bola nasional itu melakukan transparansi anggaran.

"PSSI sering mendapatkan sorotan dalam akuntabilitas keuangan, baik laporan keuangan maupun distribusinya kepada klub. (Akan) disayangkan jika PSSI sekarang masih kurang transparan," kata Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta, kemarin.

Transparansi laporan keuangan dan distribusi itu meliputi dana yang diperoleh PSSI dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), sponsor, hak siar, hingga dana dari pemerintah. Gatot memisalkan tidak adanya laporan pemasukan PSSI setelah pihaknya memberi dana Rp1,4 miliar untuk membiayai tim nasional U-19 ke Piala AFF, bulan lalu.

"Buktinya ada lembaga swadaya masyarakat yang menggugat lewat Komisi Informasi Pusat (KIP). Ternyata, PSSI keberatan. Kemenpora juga telah memberikan dana Rp1,4 miliar untuk tim U-19," imbuhnya.

Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan itu menjadi satu dari 11 harapan pemerintah terhadap PSSI era baru yang terpilih dalam kongres di Ancol, Jakarta, kemarin. Selain itu, Kemenpora berharap kepemimpinan pria yang juga menjabat Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (pangkostrad) itu menghadirkan konsolidasi di internal PSSI dan komitmen untuk mencurahkan waktu demi mengurus organisasi.

Edy juga harus melawan tindak pengaturan skor, membina suporter, mengatur kepemilikan saham klub oleh suporter, serta konsisten menjaga hubungan dengan pemerintah dan lembaga terkait. Hal yang juga tak boleh dilupakan ialah pembinaan atlet-atlet usia dini, target prestasi Asian Games 2018, akuntabilitas laporan keuangan, pengakuan terhadap klub-klub sepak bola di Indonesia (termasuk status kompetisi), dan keterlibatan PSSI dalam penyediaan infrastruktur sepak bola Tanah Air.

"Kemenpora berharap pengurus PSSI yang baru segera merangkul kembali mereka yang selama ini berseberangan dan secepatnya memformalkan hubungan itu dalam kongres berikutnya," kata Gatot.

Tidak menutup diri
Dalam kongres yang dilangsungkan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, tersebut Edy Rahmayadi terpilih sebagai ketua umum periode 2016-2020. Dalam menjalankan tugasnya, ia akan dibantu dua wakil ketua umum, yakni Joko Driyono dan Iwan Budianto.

Saat menanggapi keinginan Kemenpora, Joko Driyono menyatakan PSSI tidak akan menutup diri dan siap bekerja sama dengan pihak yang pernah berseteru hingga menyebabkan jatuhnya sanksi dari FIFA tersebut.

"Sepak bola tidak hanya milik PSSI, tapi negara juga mempunyai hak di dalamnya. Jadi, tidak mungkin kami mengurusinya sendirian," kata Jokdri.

Dalam kongres, terpilih pula 12 anggota Komite Eksekutif PSSI yang akan mengurus operasional organisasi. Di antara 12 orang itu, terdapat dua nama yang merupakan 'lungsuran' dari kepengurusan La Nyalla, yaitu Gusti Randa dan Johar Lin Eng. Papat Yunisal pun menjadi satu-satu wanita dalam komeks, sedangkan sembilan anggota lainnya ialah Hidayat, Yunus Nusi, Condro Kirono, Pieter Tanuri, Juni Arahman, AS Sukawijaya, Refrizal, Dirk Soplanit, dan Very Mulyadi. (Rul/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya