Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

FIFA Monitor Kekisruhan PSSI

Satria Sakti Utama
23/3/2016 02:20
FIFA Monitor Kekisruhan PSSI
()

INDUK asosiasi sepak bola dunia, FIFA, terus memonitor perkembangan kekisruhan di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang kian memanas pascapene-tapan La Nyalla Mattalitti sebagai tersangka. Kini FIFA menunggu gambaran terperinci tentang solusi masa depan yang diinginkan oleh pemerintah berkenaan dengan kekacauan itu.

“FIFA sedang memantau situasi yang menjadi perha-tian federasi sepak bola Indonesia. Kami tidak dapat berkomentar lebih jauh lagi,” ujar David Noemi dari Departemen Media FIFA via surat elektronik, Selasa (22/3).

Menurut Noemi, tanpa laporan terperinci, sulit bagi organisasinya untuk berkomentar lebih jauh atau mengambil sikap. Gambaran tentang situasi permasalahan dan solusi di masa depan, sebelumnya telah diminta FIFA sejak 11 Maret lalu. Hal itu sebagai bahan pertimbangan FIFA sebelum bertemu dengan pihak pemerintah Indonesia nantinya.

Dalam menanggapi hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku akan mempersiapkannya dalam waktu dekat. Ia pun mengaku senang dengan respons positif dari FIFA.
“Presiden (Joko Widodo) meminta saya untuk melihat opsi-opsi yang mungkin. Kemudian apa saja yang harus disampaikan kepada FIFA. Presiden sudah memutuskan untuk mengirim delegasi ke FIFA,” ujar Imam, pekan lalu, di Jakarta.

Momentum FIFA memberikan tanggapan yang positif itu akan dimanfaatkan oleh Kemenpora untuk kembali mengirimkan surat balasan dalam jangka waktu satu pekan ke depan.


Aspirasi

Dari hasil pertemuan PSSI dengan 34 asosiasi provinsi (asprov) seluruh Indonesia, Senin (21/3) malam, diputuskan bahwa Asprov tidak mere-komendasikan dilakukannya kongres luar biasa (KLB) sampai La Nyalla berubah status menjadi terpidana.

Hasil kesepakatan lain ialah dukungan asprov untuk digulirkannya kompetisi sepak bola profesional.

Dalam menanggapi hal itu, Manajer Umum Persib Bandung Umuh Muchtar mendesak Asprov PSSI untuk mendengarkan aspirasi klub yang menginginkan perubahan lewat digelarnya KLB.

“Asprov kan membawahkan anggota. Kalau anggota mau mendesak (La Nyalla) mundur, ya itu kan hak anggota. Kita tunggu saja, sudah tersangka, kalau kemudian dia sudah masuk (penjara), kan tidak ada jalan lain lagi,” ujar Umuh saat dihubungi, Selasa (22/3).

Sementara itu, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur memberi sinyal bakal melakukan upa-ya paksa untuk menjemput tersangka La Nyalla.
Tindakan tersebut akan dilakukan apabila Ketua Umum PSSI itu tidak mengindahkan surat panggilan kedua yang disampaikan jaksa penyidik.

Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jawa Timur Romy Arizyanto mengatakan tersangka dijadwalkan menjalani pemeriksaan kedua pada Kamis (24/3). “Sebab pada panggilan pertama tidak datang,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (22/3). (Gol/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya