Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Jurang dalam kembali Menanti Uruguay

Satria Sakti Utama
02/7/2018 05:00
Jurang dalam kembali Menanti Uruguay
(AFP PHOTO / Odd ANDERSEN)

SATU lagi rintangan berhasil dilalui Uruguay dalam upaya mereka merajut impian meraih trofi piala dunia. Meski begitu, bukan jalan mereka ke depan akan ringan.

Sebaliknya, jalan mereka di muka justru lebih berat. Betapa tidak? Di perempat final nanti misalnya, lawan tangguh sudah menantik mereka, yakni Prancis.

Butuh perjuangan lebih keras tentu bagi skaut racikan Oscar Tabarez jika mau melangkah lebih jauh lagi. Padahal, saat menghadapi Portugal di babak 16 besar saja, La Celeste sudah kedodoran.

Mereka bahkan membutuhkan tumbal untuk bisa melewati hadapan Selecao das Quinas, julukan Portugal. Penyerang andalan mereka, Edinson Cavani mengalami cedera hamstring dalam laga itu dan belum bisa dipastikan akan bisa bermain lagi.

Tabarez bahkan tidak bisa menutupi rasa khawatirnya terhadap kondisi Cavani lantaran berpotensi absen di laga perempat final nanti. Terlebih waktu pertandingan yang akan digelar di Novgorod sangat mepet, yakni menyisakan empat hari lagi atau Jumat (6/7).

"Kami tak memiliki banyak waktu untuk masa penyembuhan. Saat ini kami hanya bisa merasa khawatir, tapi tidak tahu seberapa serius cedera tersebut," jelas Tabarez.

Tabarez dan semua pendukung Uruguay memang layak cemas. Pasalnya, bersama Luis Suarez, Cavani merupakan juru gedor Celeste. Ia bahkan menjadi bintang lapangan kala menyingkirkan juara Eropa Portugal 2-1 pada babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Sochi, kemarin dini hari dengan memborong dua gol Uruguay.

Sayangnya penyerang 31 tahun itu mengalami cedera 17 menit sebelum pertandingan berakhir. Ia ditandu keluar dengan bantuan kapten Portugal Cristiano Ronaldo dan tak berselang lama digantikan penyerang Christian Stuani.

Tim dokter Uruguay boleh dibilang kini bertarung dengan waktu untuk menyembuh cedera Cavani. Absennya Cavani diprediksi akan berdampak sangat besar bagi skuat La Celeste. Pasalnya tidak ada penyerang lain yang memiliki kualitas serupa yang mampu menjadi pendamping Luis Suarez di lini depan.

"Saya akan melakukan segalanya untuk mendapat kepastian saya dapat mengambil kepastian merumput bersama rekan-rekan. Ini sedikit sakit, tapi mari kita lihat besok," ujar Cavani.

Mantra gagal

Portugal yang datang ke Rusia dengan harapan mampu mengulangi mantra yang sama seperti Piala Eropa 2016 gagal. Keputusan mereka untuk tampil terbuka saat melawan Uruguay malah menjadi bumerang.

Cristiano Ronaldo dkk mengandalkan permainan bertahan dengan mengombinasikannya dengan serangan balik saat merebut titel juara Eropa dua tahun lalu. Namun, Selecao das Quinas melakukan sebaliknya di Novgorod. Tim asuhan Fernando Santos menguasai 67% penguasaan bola dengan 20 kali percobaan mencetak gol selama 90 menit pertandingan.

"Terdapat kesedihan yang nyata di ruang ganti karena kami gagal lolos untuk pendukung kami. Di babak kedua saya berpikir bahwa kami telah menampilkan performa yang amat baik, dalam segi hasrat meraih kemenangan dan determinasi kami untuk memburu gol. Saya rasa kami sudah melakukan yang terbaik dan bermain baik," kata bos Portugal Fernando Santos.

(AFP/BBC/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya