Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kosta Rika Konsistensi akan Jadi Kunci

Nurul Fadillah
26/5/2018 01:40
Kosta Rika Konsistensi akan Jadi Kunci
(AFP PHOTO / Ezequiel BECERRA)

DI Zona CONCACAF yang meliputi Amerika Utara, Tengah, dan Karibia, Kosta Rika tidak bisa disebut tim terkuat. Meksiko dan Amerika Serikat-lah yang disebut menjadi tim paling mumpuni di zona tersebut. Namun, Kosta Rika mampu memperlihatkan diri sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan. Di kualifikasi Piala Dunia 2018, Kosta Rika membuktikan hal tersebut.

Kosta Rika pun membuat Amerika Serikat yang jauh lebih diunggulkan tidak berkutik dalam dua kesempatan, yakni menang 4-0 di kandang dan 2-0 saat melawat ke New Jersey. Menilik penampilan di Piala Dunia 2014, kesuksesan Kosta Rika lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 bukan hal yang mengejutkan. Setelah absen di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Kosta Rika mampu menyusun kekuatan untuk bisa kembali tampil di pentas sepak bola tertinggi.

Hasilnya terlihat empat tahun silam di Brasil. Sejak partisipasi pertama di Piala Dunia pada 1990, untuk pertama kalinya Los Ticos mampu mencapai perempat final sebelum akhirnya kalah adu penalti melawan Belanda. Itu merupakan pencapaian tertinggi Kosta Rika setelah sebelumnya hanya mampu mencapai babak 16 besar di Piala Dunia 1990.

Di Rusia 2018, Keylor Navas dan kawan-kawan diprediksi bisa kembali membuat kejutan. Bahkan, bukan tidak mungkin capaian di Brasil 2014 bisa dilampuai alias menembus babak empat besar. Tekad untuk bisa meraih hasil lebih baik kali ini pun tertanam kuat di skuat besutan pelatih Oscar Ramirez tersebut. Menurutnya, jika Italia 1990 menjadi ajang perkenalan dan Brasil 2014 sebagai tempat unjuk kekuatan, inilah saatnya Kosta Rika memiliki impian menjadi yang terbaik.  

"Sejak 1990 telah ada perkembangan besar pada sepak bola Kosta Rika dan tentu saja referensi kami yang lebih baru ialah apa yang kami lakukan di Brasil pada 2014 lalu," ujar Ramirez.

Berat sejak penyisihan
Untuk menggapai impian tersebut, jalan terjal harus dilalui Kosta Rika sejak awal. Berada di Grup E, Kosta Rika harus bersaing dengan favorit juara, Brasil, serta dua kuda hitam Eropa, yaitu Swiss dan Serbia. Dengan ketatnya persaingan di Grup E, laga melawan Serbia di pembukaan grup itu akan menjadi kunci Kosta Rika melangkah ke babak selanjutnya. Hasil di pertandingan tersebut akan menentukan peluang lolos tidaknya ke fase gugur.

Harus diakui setelah menyelesaikan babak kualifikasi, penampilan Kosta Rika mengalami penurunan. Dalam empat laga persahabatan terakhir, Kosta Rika menelan tiga kekalahan, salah satunya saat digunduli Spanyol 0-5, dan hanya sekali menang.

Sebelum melakoni laga perdana di Rusia, Ramirez memiliki dua laga uji coba untuk memperbaiki performa tim asuhannya. Menghadapi Irlandia Utara pada 4 Juni dan Inggris empat hari berselang menjadi kesempatan terakhir Kosta Rika memperbaiki kinerja.
Jika masih tampil seperti di empat laga terakhir, Kosta Rika harus melupakan impian meraih hasil tinggi. Jangankan sampai perempat final, Keylor Navas dan kawan-kawan harus bersiap angkat koper lebih awal.    (stv.tv/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya