Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Gaya Permainan Barcelona Ampuh di Liga Inggris

AFP/Sat/R-1
12/12/2017 06:01
Gaya Permainan Barcelona Ampuh di Liga Inggris
(AFP/Oli SCARFF)

KEMENANGAN tipis Manchester City 2-1, kemarin, atas saudara tuan, Manchester United, di Old Trafford menyimpan kebanggaan tersendiri bagi sang manajer Josep Guardiola.

Gaya bermain tiki-taka ala Barcelona ternyata sangat cocok untuk meramu kemenangan demi kemenangan saat bersaing di sepak bola Inggris.

Sebelumnya, tiki-taka Pep--sapan Guardiola--dinilai tidak akan mampu bersaing di kompetisi Liga Primer Inggris.

Terbukti di musim pertamanya di Manchester City, pelatih yang merengkuh 14 trofi saat menukangi Barcelona ini gagal total.

Tidak ada satu pun gelar juara dihasilkan musim lalu.

Ia kalah bersaing dengan Chelsea dan Tottenham Hotspur.

Akan tetapi, semua kritik tersebut mulai memudar musim ini.

Manchester City menjadi tim tersukses setelah hanya kehilangan dua poin dari 16 pertandingan Liga Primer Inggris yang telah dilalui.

Satu-satunya yang mampu mencuri poin tersebut ialah Everton.

Manchester City juga melanjutkan tren kemenangan beruntun yang kini memasuki angka ke-14.

Jumlah itu menyamai rekor Arsenal yang dicatatkan pada 2002 lalu.

Tambahan tiga poin juga sekaligus memperlebar jarak poin dari Manchester United yang merupakan pesaing terdekat.

The Citizens--julukan Manchester City-- kini mengoleksi 46 poin, unggul 11 poin atas United.

"Kami menang karena kami lebih baik. Saya senang karena banyak orang yang berbicara bahwa Anda tidak akan menang di Inggris dengan bermain seperti ini," tutur Pep.

Pelatih asal Spanyol itu memainkan formasi paten 4-3-3 dengan dua winger yang punya kemampuan mencetak gol lebih mumpuni.

Di lini tengah, dua gelandang kreatif Kevin de Bruyne dan David Silva merupakan kombinasi sempurna.

Nama terakhir bahkan menjadi pencetak gol pertama Manchester City di menit ke-43.

Penyerang Marcus Rashford sempat menyamakan kedudukan jelang babak pertama berakhir.

Namun, tiga poin akhirnya dikunci tim tamu berkat gol bek Nicolas Otamendi yang dinaungi banyak keberuntungan.

Sebaliknya, manajer Manchester United Jose Mourinho menolak menyerah. Ia menilai masih terlalu dini menyerahkan gelar juara kepada Manchester City.

"Anda dapat berkata semaunya. Membawa teori sepak bola, statistik, penguasaan bola, Anda bisa membawa apa pun itu. Namun, seperti musim lalu, ada penalti besar di momen krusial dalam pertandingan ini," jelas Mourinho.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya