Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Skuat Garuda tanpa Gavin

Satria Sakti Utama [email protected]
06/12/2017 04:30
Skuat Garuda tanpa Gavin
(AP Photo/Vincent Thian)

BEK sayap Gavin Kwan Adsit dipastikan tidak akan beraksi dalam pertandingan terakhir melawan Kirgizstan di turnamen invitasi Aceh World Solidarity Cup 2017, malam ini. Mantan pemain CFR Cluj itu mengalami cedera cukup parah pada laga kontra Mongolia dan diprediksi absen untuk satu bulan ke depan. Gavin didiagnosis mengalami retak pada tulang fibula kaki kanannya. “Kelihatan ada fraktur (retak). Gavin perlu istirahat. Cukup kita kasih elastis perban atau gips selama satu bulan untuk penyembuhan,” ujar dokter timnas Indonesia, Syarif Alwi, Selasa (5/12).

Beruntung cedera itu tidak bertambah parah setelah pelatih timnas Indonesia memutuskan untuk menepikan Gavin di babak kedua. Ia digantikan Putu Gede. Kondisi lapangan yang sangat buruk menjadi kambing hitam cedera pemain 21 tahun itu. Kondisi Stadion Harapan Bangsa di Aceh yang menjadi tempat pertandingan dinilai masih jauh dari kata layak. Kondisi lapangan sangat berlumpur karena guyuran hujan deras. Hal itu sempat mengundang kritik dari pelatih Mongolia Michael Weiss.

“Saya pikir semua orang harus tahu ini berbahaya (bermain di lapangan berlumpur). Beberapa pemain cedera, begitu juga dengan Indonesia. Saya pikir turnamen harus digelar di luar musim hujan,” jelas Weiss setelah pertandingan, Senin (4/12) malam.
Gavin tampil cukup baik saat mengalahkan Mongolia dengan skor 3-2. Pemain andalan Barito Putera itu mencetak satu gol kemenangan timnas ‘Garuda’--julukan Indonesia.

Gelar juara
Sesuai prediksi, Indonesia dan Kirgizstan akan melakoni laga krusial untuk menentukan tim juara Aceh World Solidarity Cup 2017 malam ini. Kedua tim sama-sama merengkuh dua kemenangan dan memimpin klasemen dengan koleksi enam poin.
Akan tetapi, beban untuk merengkuh gelar akan lebih berat di pundak Febri Hariyadi dkk. Indonesia wajib meraih kemenangan jika ingin me­ngangkat trofi. Hasil seri akan membuat the White Falcons--julukan Kirgizstan--keluar sebagai juara. Hal itu karena Kirgizstan lebih unggul dalam hal kolektivitas gol.

Dalam dua pertandingan melawan Mongolia serta Brunei Darussalam, Saarbekov Kadyrbek dkk sukses mencatatkan tujuh gol, tanpa sekali pun kebobolan. Indonesia punya produktivitas serupa, tapi dua kali gawang Satria Tama kebo-bolan di pertandingan terakhir menjadi pembedanya.Milla akan menyiapkan skema 4-2-3-1 seperti di dua pertandingan sebelumnya. Memaksimalkan dua sisi sayap untuk memberikan suplai bola matang kepada penyerang Ilija Spasojevic akan diutamakan pelatih asal Spanyol itu. Apalagi jika kondisi lapangan kembali tergenang dan berlumpur.

Akan tetapi, untuk mengantisipasi serangan Kirgizstan, Milla juga wajib menyiapkan opsi pertahanan berlapis. Oleh karena itu, memainkan Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay menjadi opsi utama. Seperti diketahui, posisi natural Osvaldo ialah bek sayap. Adapun Saddil tampil baik saat diberikan kesempatan menempati posisi yang sama. “Kami punya keunggulan kecepatan dan melewati lapang­an tengah sangat sulit. Maka Saddil kami coba di posisi itu. Secara garis besar tim berfungsi dengan baik,” jelas Milla. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya