Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Italia dalam Bayang-Bayang Kegagalan

Nurul Fadillah [email protected]
10/11/2017 01:01
Italia dalam Bayang-Bayang Kegagalan
(AFP PHOTO / Jonathan NACKSTRAND)

APA jadinya putaran final Piala Dunia tanpa keikutsertaan tim sekelas Italia? Faktanya, skenario buruk itu sangat mungkin terjadi pada putaran final Piala Dunia Rusia 2018. Betapa tidak? Di saat beberapa klub elite lain Eropa sudah menyegel tiket ke Rusia, Gli Azzurri masih harus berjibaku di babak play-off. Lawan yang harus mereka hadap­i pun tidak bisa dibilang mudah, yakni Swedia. Padahal, tim besutan Janne Andersson itu terkenal liat di kandang sendiri. Italia akan bertandang ke kandang the Blue-Yellow julukan timnas Swedia pada leg pertama play-off kualifikasi Piala Dunia 2018 di Friends Arena, dini hari nanti. Bukan persoalan mudah tentu bagi Italia untuk memetik kemenangan.

Data menunjukkan, dari delapan kali pertemuan terakhir di Stockholm, Swedia baru sekali kalah. Mereka tercatat empat kali menang dan tiga menelan hasil seri. Bahkan, Prancis pun tidak kuasa membendung keperkasaan Swedia di kandang sendiri dan dipaksa takluk 1-2 pada babak penyisihan grup. Nasib lebih buruk dialami Luksemburg saat dibantai 0-8. Sebaliknya, Italia tidak punya rekor tandang mengesankan di kualifikasi lalu. Terakhir mereka dibantai Spanyol 0-3 di Madrid yang membuat mereka gagal lolos langsung ke putaran final.
Situasi itu tidak dimungkiri para punggawa Italia. Namun, mereka sudah bertekad mengerahkan 110% kekuatan demi mendapat tiket ke Rusia.

“Ini pertandingan saat kami tidak boleh membuat kesalahan. Taruhannya sangat tinggi sehingga rasanya sangat pantas jika saya berbicara tentang darah dan nyali untuk mengerahkan segalanya sampai akhir, kami juga membutuhkan kejernihan, pengorganisasian yang baik, serta teknik dan berlari yang bagus,” ujar gelandang Italia, Daniele de Rossi. “Jika kami gagal ke Piala Dunia, tentu ini akan menjadi noda dalam karier saya. Secara pribadi, akan sangat menyenangkan bisa membukukan gelar Piala Dunia keempat saya meski saya tidak tahu apakah saya akan memainkan peranan besar,” lanjutnya.

Percaya diri
Arsitek Swedia, Janne Andersson, begitu percaya diri mampu merebut kemenangan di hadapan publik sendiri. Selain Mikael Lustig yang absen karena akumulasi kartu, ia bisa menurunkan semua pemain terbaiknya. Ia bahkan tidak khawatir tidak lagi punya pemain sekelas Zlatan Ibrahimovic.

“Kami pemenang dengan hanya berada di sini. Bila kami bisa memainkan level yang sama seperti di babak kualifikasi, kami bisa mengalahkan tim mana pun di dunia, termasuk Italia,” tegasnya. Untuk laga nanti, Andersson amat mungkin masih tetap mengandalkan skema 4-4-2 dengan mengandalkan Marcus Berg dan Ola Taivonen sebagai duet perusak. Sementara itu, Emil Forsberg dan Viktor Claesson akan membantu mereka dari sisi sayap. Di sisi lain, Gian Piero Ventura juga amat mungkin menurunkan skema serupa dengan menjadikan Andrea Belotti dan Ciro Immobile sebagai tombak kembar. Sementara itu, De Rossi dan Marco Verratti berperan mengatur aliran bola di lini tengah. (AFP/AP/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik