Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ANDREA Pirlo bak kutu loncat ketika berganti-ganti klub di antara tiga tim terbaik Italia yang kental akan rivalitas. Pirlo bergabung ke Inter Milan pada 1998 dan lantas menyeberang ke rival sekota AC Milan sebelum mengabdi untuk musuh bersama bagi duo Milan itu, Juventus. Kriteria pengkhianat kerap ditujukan ke dirinya. Namun, pada kenyataannya di mana pun ia berlabuh, Pirlo merupakan sosok yang dihormati lawan ataupun kawan.
Apresiasi tinggi layak disematkan kepadanya. Tak hanya karena prestasi yang diraihnya, tapi juga sikapnya yang jauh dari cap kontroversial di dalam ataupun luar lapangan. Pirlo merupakan kreator plus gelandang box to box yang sangat jarang ditemui. Julukan ‘sang Maestro’ menjadi penanda kehebatan Pirlo saat mengolah bola. Mungkin hanya pemain Barcelona Andres Iniesta yang pantas disejajarkan dengannya saat ini.
Kini, perjalanan pemain ber-usia 38 tahun itu berakhir sudah. Pirlo memutuskan gantung sepatu seusai membela klub Liga Amerika Serikat, New York City FC, menghadapi Colombus Drew, Senin (6/11). ‘Pertandingan terakhir di MLS tak hanya jadi akhir karier di New York, tapi juga sebagai pesepak bola. Itulah mengapa mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada keluarga atas dukungan dan cinta yang mereka berikan, setiap tim yang sangat saya hormati saat saya bela, dan semua orang yang membuat karier saya mengesankan’, tulis Pirlo di akun Twitter-nya.
Pirlo mengawali karier di Brescia pada 1995. Selama dua dekade ia berkecimpung di sepak bola Italia. Kesuksesan terbesarnya di pentas domestik dirasakan saat empat tahun membela Juventus pada 2011-2015. Total tujuh trofi diraihnya, empat di antaranya gelar Seri A. Namun, tim yang benar-benar membuat kariernya terasa berkesan ialah Milan. Bersama I Rossoneri, Pirlo sukses mengangkat trofi Liga Champions Eropa dua kali, pada 2003 dan 2007. Pirlo juga merupakan bagian dari generasi emas terakhir timnas Italia yang telah mempersembahkan gelar Piala Dunia pada 2006.
Gianluigi Buffon, rekan Pirlo saat menjadi kampiun Piala Dunai 2016, mengapresiasi keputusan pensiun rekannya. ‘Siapa pun yang pernah bermain dengan Pirlo akan mengerti arti kata ‘unik’. Juara yang berkelas, elegan, dan memiliki kerendahan hati’, tulis Buffon. (football italia/Sat/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved