Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Magis Arena Berjalan Mulus

Satria Sakti Utama
28/7/2017 02:31
Magis Arena Berjalan Mulus
(AFP PHOTO / Robyn Beck)

KEPUTUSAN Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF) memecat Juergen Klinsmann pada akhir 2016 berujung manis. Bruce Arena, yang kembali dipercaya menukangi the Yanks, ternyata masih punya magis yang mengesankan. Hanya sembilan bulan setelah ditunjuk kembali, pelatih 65 tahun langsung memberikan gelar di Piala Emas CONCACAF 2017. Itu menjadi gelar keenam Amerika di ajang Piala Emas sekaligus penghargaan khusus bagi Arena karena menjadi satu-satunya pelatih yang hattrick meraih titel tersebut.

Dalam laga final di Levi's Stadium, Santa Clara, California, kemarin, Michael Bradley dan kawan-kawan mengangkat tropi setelah menundukkan Jamaika 2-1. Arena menyebut kesuksesan ini merupakan momen penting bagi Amerika dan menjadi modal berharga untuk melanjutkan penampilan puncak demi meraih tiket Piala Dunia 2018 di Rusia.

"Piala Emas teramat penting. Saya pikir jika Anda berada di dalamnya, Anda harus memenanginya. Kami mencapainya, jadi itu merupakan tambahan semangat bagi kami," jelas Arena seusai laga. Kala menghadapi Jamaika, Amerika yang tampil di depan pendukung tampil menyerang sejak peluit awal pertandingan berbunyi. Hasilnya, pada menit ke-45 tendangan bebas Jozy Altidore membawa Amerika unggul 1-0.

Di babak kedua, Reggae Boyz, julukan Jamaika, sempat memberikan sinyal perlawanan dengan menyamakan kedudukan berkat gol Je-Vaughn Watson 5 menit seusai turun minum. Dua menit jelang pertandingan usai, Jordan Morris menjadi pahlawan kemenangan Amerika setelah mengonversi umpan pemain senior Clint Dempsey menjadi gol untuk memastikan kemenangan 2-1 Amerika.

"Jamaika lawan yang sulit. Kami harus mencetak dua gol luar biasa untuk menang dan kami melakukannya. Kredit khusus bagi Jozy dan Jordan. Pujian juga untuk Jamaika lini belakangnya sangat luar biasa," ujar Arena.

Kejutan gagal
Hasrat Jamaika untuk mengganggu dominasi dua raksasa Amerika Utara dan Tengah, Meksiko dan Amerika Serikat, kembali gagal. Tim dari Kepulauan Karibia ini untuk dua kali secara beruntun masuk final Piala Emas CONCACAF. Namun, dua kali pula mereka batal membuat kejutan lebih besar lagi. Kekecewaan berlipat karena gelar juara Piala Emas 2017 sebenarnya bisa menjadi pengobat luka setelah mereka tersingkir dari babak kualifikasi Piala Dunia tahun depan.

Di kualifikasi Piala Dunia 2018, skuat asuhan Theodore Whitmore itu harus terhenti di putaran keempat setelah kalah bersaing dengan Kosta Rika dan Panama serta hanya menjadi juru kunci di Grup B kala itu. Jamaika sempat diprediksi memupus dominasi Amerika Serikat setelah di semifinal mereka sukses menyingkirkan Meksiko. "Inilah sepak bola. Jika Anda melihat pertandingan semifinal melawan Meksiko, kejadian serupa terjadi lagi hari ini (gol kemenangan tercipta pada menit-menit akhir)," tukas Whitmore. (ESPN/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya