Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Makan Uang Sendiri

Fal/H-1
08/4/2023 06:20
Makan Uang Sendiri
Cover buku Humor Sufi III.(Dok. Pustaka Firdaus)

SUATU hari Nasrudin berjalan di sebuah jalanan India yang berdebu setelah turun dari gunung Kafiristan. Rasa haus mulai menyerangnya.

"Aku harus segera memperoleh buah-buahan," katanya berguman.

Sampailah ia ke ujung jalan dan dilihatnya seorang laki-laki dengan muka yang memancarkan kebaikan sedang duduk di bawah pohon yang rindang menghadapi sekeranjang buah-buahan.

Buah yang bertimbun dalam keranjang itu bentuknya besar-besar dan warnanya merah darah.

"Ini yang kucari," kata Nasrudin. Setelah mengambil dua keping uang perak dari simpul di ujung serbannya, ia menyerahkan uang itu kepada penjual buah.

Tanpa mengucap sepatah kata pun, si penjual buah menyerahkan semua keranjangnya kepada Nasrudin. Nasrudin lalu duduk di tempat yang disediakan penjual buah, dan mulailah ia melahap buah-buahan itu. Hanya dalam beberapa detik saja mulutnya terasa terbakar. Air matanya membasahi pipinya, tapi sang Mullah terus saja makan.

Satu dua jam telah berlalu, ketika seorang penduduk Afghanistan lewat di hadapannya, Nasrudin berteriak kepadanya, "Hai saudaraku, buah-buahan ini pasti berasal dari mulut setan!"

"Dasar bodoh!" kata orang itu. "Tak pernahkah engkau mendengar tentang cabai Hindustan? Engkau harus berhenti memakannya atau ajal akan segera menjemputmu sebelum matahari terbenam."

"Aku tidak bisa sampai aku habiskan seluruh isi keranjang ini," kata Nasrudin terengah-engah.

"Orang gila! Buah-buahan itu bahan bumbu kari. Buang saja semuanya."

"Aku tidak sedang makan buah! Aku sedang makan uangku sendiri," teriak Nasrudin. (Fal/H-1)

 

Sumber: Buku Humor Sufi III, Penulis Siti Zainab Luxfiati, Tartila Tartusi, Tahun Terbit 2007



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah