Maudu’ Lompoa Wujud Cinta kepada Nabi

Ata/H-1
04/4/2023 06:15
Maudu’ Lompoa Wujud Cinta kepada Nabi
Sejumlah keluarga kerajaan Gowa dan tokoh agama mengikuti peringatan Maudu Adaka Ri Gowa (Maulid di Gowa) di Balla Lompoa, Kabupaten Gowa.(ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

BANYAK peninggalan syiar Islam yang masih relevan sampai saat ini, salah satunya ialah tradisi Maudu' Lompoa yang masih dijalankan masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam buku bertajuk Jejak Islam Nusantara yang diterbitkan pada 2018, Maudu' Lompoa atau maulid akbar adalah prosesi peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diisi dengan berbagai kegiatan ritual.

Tradisi ini ditujukan untuk menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Kehadiran tradisi Maudu' Lompoa diawali dari kedatangan Sayyid Jalaluddin bin Muhammad Wahid al-'Adid. Ia ialah seorang ulama besar dari Aceh, cucu Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam, keturunan Arab Hadramaut, Arab Selatan.

"Sayyid Jalaludin al-'Adid tiba di Kerajaan Gowa, Makassar, pada abad XVII masa pemerintahan Sultan Alauddin. Ia kemudian diangkat menjadi mufti kerajaan. Dalam mengajarkan Islam di tanah Sulawesi Selatan, Sayyid Jalaluddin mengajarkan tiga hal penting yang kemudian menjadi faktor utama terwujudnya upacara Maudu' Lompoa, yaitu prinsip al-ma'rifah, al-iman, dan al-muhabbah," kata penyusun buku itu, Endar Wismulyani.

Upacara Maudu' Lompoa mempunyai kesan dan pengaruh batin yang luar biasa. Ketika berlangsung acara tidak seorang pun yang bubar meskipun di tengah sengatan terik matahari atau guyuran hujan, kecuali pengunjung dari luar. Mereka menganggap panas matahari atau hujan ialah rahmat Allah SWT. Karenanya, orang-orang yang lari berarti lari dari rahmat Allah.

"Selain itu, anggota masyarakat setempat menjadikan tradisi itu sebagai tujuan dari aktivitas hidupnya. Para petani misalnya selalu berharap agar hasil pertaniannya melimpah dan sebagian dapat digunakan untuk upacara Maudu' Lompoa. Para pedagang pun berusaha meraih keuntungan yang besar agar dapat disisihkan untuk melaksanakan upacara ini," beber dia.

Upacara itu memiliki makna bahwa secara hakikat pemahaman rohaniah terhadap Allah terlebih dahulu harus didahului dengan pemahaman mendalam atas kejadian dan kelahiran Nabi Muhammad SAW. "Masyarakat harus mengenal dua proses kelahiran beliau, yaitu kelahiran di alam gaib dan kelahiran di alam syahadah," imbuhnya.

Kejadian di alam gaib berwujud Nur Muhammad yang diciptakan Allah sebagai sumber segala makhluk daripada-Nya lah tercipta alam semesta ini. Kelahiran beliau di alam ini diyakini merupakan kelahiran dengan membawa kebenaran yang mutlak untuk dipegangi.

"Masyarakat Takalar khususnya para sayyid meyakini sepenuhnya kelahiran Rasulullah SAW merupakan isyarat kemenangan dan kemenangan harus diwujudkan dalam penguatan ikatan cinta melalui Maudu' Lompoa kepada nabi," pungkas dia. (Ata/H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
  • Marhaban Ya Ramadan, Kesempatan untuk Beramal

    01/4/2022 17:12

    BULAN suci Ramadan harus disambut dengan sukacita dan rasa syukur yang besar

  • Menjaga Keberkahan dengan Basmalah

    01/4/2022 17:12

    SETIAP melakukan sesuatu sebaiknya diawali dengan bacaan basmalah

  • Bulan Suci Penuh Ampunan

    01/4/2022 17:12

    BULAN Ramadan merupakan bulan yang berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya.

  • Hikmah Puasa untuk Menahan Diri

    01/4/2022 17:12

    SAAT berada di bulan suci Ramadan dan melaksanakan ibadah puasa

  • Menjadi Orang Arif

    01/4/2022 17:12

    TERDAPAT dua pengetahuan yang sering dikonsumsi, yakni pengetahuan olahan batin yang disebut dengan kearifan dan pengetahuan yang diperoleh melalui nalar kemudian disebut dengan ilmu.

  • Jauhi Hal-Hal yang Batalkan Puasa

    01/4/2022 17:12

    UMAT muslim tentu tidak ingin kegiatan yang dilakukan sehari-hari justru membatalkan atau menggugurkan ibadah puasa Ramadan.

  • Puasa dan Toleransi Beragama

    01/4/2022 17:12

    TOLERANSI ialah nilai kemanusiaan dan semua orang membutuhkannya. Toleransi dibutuhkan karena setiap orang memiliki perbedaan-perbedaan.

  • Tobat Inabah dan Istijabah

    01/4/2022 17:12

    DALAM kehidupan, kita sering kali melakukan kesalahan dan dosa, tapi Allah SWT memberikan satu kesempatan untuk senantiasa bertobat.

Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah