Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Maudu’ Lompoa Wujud Cinta kepada Nabi

Ata/H-1
04/4/2023 06:15
Maudu’ Lompoa Wujud Cinta kepada Nabi
Sejumlah keluarga kerajaan Gowa dan tokoh agama mengikuti peringatan Maudu Adaka Ri Gowa (Maulid di Gowa) di Balla Lompoa, Kabupaten Gowa.(ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

BANYAK peninggalan syiar Islam yang masih relevan sampai saat ini, salah satunya ialah tradisi Maudu' Lompoa yang masih dijalankan masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam buku bertajuk Jejak Islam Nusantara yang diterbitkan pada 2018, Maudu' Lompoa atau maulid akbar adalah prosesi peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diisi dengan berbagai kegiatan ritual.

Tradisi ini ditujukan untuk menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Kehadiran tradisi Maudu' Lompoa diawali dari kedatangan Sayyid Jalaluddin bin Muhammad Wahid al-'Adid. Ia ialah seorang ulama besar dari Aceh, cucu Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam, keturunan Arab Hadramaut, Arab Selatan.

"Sayyid Jalaludin al-'Adid tiba di Kerajaan Gowa, Makassar, pada abad XVII masa pemerintahan Sultan Alauddin. Ia kemudian diangkat menjadi mufti kerajaan. Dalam mengajarkan Islam di tanah Sulawesi Selatan, Sayyid Jalaluddin mengajarkan tiga hal penting yang kemudian menjadi faktor utama terwujudnya upacara Maudu' Lompoa, yaitu prinsip al-ma'rifah, al-iman, dan al-muhabbah," kata penyusun buku itu, Endar Wismulyani.

Upacara Maudu' Lompoa mempunyai kesan dan pengaruh batin yang luar biasa. Ketika berlangsung acara tidak seorang pun yang bubar meskipun di tengah sengatan terik matahari atau guyuran hujan, kecuali pengunjung dari luar. Mereka menganggap panas matahari atau hujan ialah rahmat Allah SWT. Karenanya, orang-orang yang lari berarti lari dari rahmat Allah.

"Selain itu, anggota masyarakat setempat menjadikan tradisi itu sebagai tujuan dari aktivitas hidupnya. Para petani misalnya selalu berharap agar hasil pertaniannya melimpah dan sebagian dapat digunakan untuk upacara Maudu' Lompoa. Para pedagang pun berusaha meraih keuntungan yang besar agar dapat disisihkan untuk melaksanakan upacara ini," beber dia.

Upacara itu memiliki makna bahwa secara hakikat pemahaman rohaniah terhadap Allah terlebih dahulu harus didahului dengan pemahaman mendalam atas kejadian dan kelahiran Nabi Muhammad SAW. "Masyarakat harus mengenal dua proses kelahiran beliau, yaitu kelahiran di alam gaib dan kelahiran di alam syahadah," imbuhnya.

Kejadian di alam gaib berwujud Nur Muhammad yang diciptakan Allah sebagai sumber segala makhluk daripada-Nya lah tercipta alam semesta ini. Kelahiran beliau di alam ini diyakini merupakan kelahiran dengan membawa kebenaran yang mutlak untuk dipegangi.

"Masyarakat Takalar khususnya para sayyid meyakini sepenuhnya kelahiran Rasulullah SAW merupakan isyarat kemenangan dan kemenangan harus diwujudkan dalam penguatan ikatan cinta melalui Maudu' Lompoa kepada nabi," pungkas dia. (Ata/H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah