JUMAT ialah sayyidul ayyam, bukan hari yang biasa, melainkan hari yang diistimewakan. Jumat ialah hari yang memberikan pesan-pesan mencerahkan, hari yang membangkitkan keimanan, menguatkan persaudaraan, sekaligus juga membangun penguatan-penguatan ketakwaan dan zikir kepada Allah SWT.
"Di Jumat itu ada satu bagian waktu dalam riwayat yang sangat sahih sampai kepada kita dari keterangan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa Allah SWT membentangkan gejapan waktu khusus di Jumat yang bila sekiranya seorang hamba bermohon di hari itu meminta kepada Allah dengan cara yang benar di waktu yang tepat, permintaan sesuai dengan kebutuhan dunia akhiratnya, Allah akan langsung berkenan mengabulkan apa yang ia minta," ucap Ustaz Adi Hidayat seperti dikutip dari Youtube, kemarin.
Menariknya, bersamaan dengan itu, ada hadis yang kedua yang spesifik menunjukkan keutamaan orang puasa yang berdoa, dia sedang puasa sampai dengan dia berbuka lalu dia berdoa, memohon kepada Allah SWT.
Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi, misalnya, di nomor hadis 3.598, juga ditemukan di Ibnu Majah dengan di mushaf Ahmad, riwayatnya semua tersambung kepada sahabat mulia Abu Hurairah radhiyallahu anhu.
"Beliau bersabda, ada tiga golongan yang doanya itu langsung dikabulkan oleh Allah SWT, tentunya sepanjang doa-doa itu adalah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Tiga golongan ini, yang pertama disebutkan adalah orang yang sedang puasa sampai dia berbuka, yang kedua kemudian pemimpin yang punya dasar-dasar keadilan, kebijakan yang membawa maslahat, dan ketiga adalah doa orang yang tengah terzalimi dari apa yang sesungguhnya tidak dia perbuat, dari apa yang sesungguhnya tidak dia lakukan, tapi dia menerima perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan lantas dia berdoa," ujarnya.
Lebih taat
Dalam konteks berdoa itu, banyak sekali yang bisa dimohonkan secara spesifik. Di antara sekian doa itu, ada satu bagian doa yang diajarkan para ulama dimintakan khusus pada Jumat.
"Di Jumat, orang-orang yang sedang Jumatan bisa langsung membaca ini, Allahummakfini bihalalika 'an haramik wa aghnini bifadhlika amman siwak. Artinya adalah 'Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal sehingga aku tidak memerlukan yang haram dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu'. Doa itu bisa dibaca setelah salat atau saat duduk di antara dua khotbah," tegasnya.
Doa tersebut mengajarkan kepada umat manusia untuk membangun ketaatan yang lebih, ketakwaan yang tinggi, lalu para ulama mengajarkan kepada kita meminta kaya dalam ketaatan dan kebaikan. Selain itu, kita diminta untuk tawakal yang tinggi kepada Allah, tidak bergantung kepada manusia.
"Kita minta semua anugerah kehidupan dari Allah karena Allah yang mengatur," tandasnya. (H-2)