Minggu 26 Maret 2023, 05:25 WIB

Memaknai Keberkahan Ramadan

Naufal Zuhdi | Ramadan
Memaknai Keberkahan Ramadan

ANTARA
Santri membaca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Kota Medan, Sumatra Utara

 

RAMADAN adalah bulan yang penuh dengan ragam kebaikan dan manfaat. Berbagai kebaikan atau manfaat itu tersimpulkan dalam satu kata barokah sehingga bulan Ramadan dimaknai sebagai bulan yang padanya ada azziyadatu fil khaer (kebaikan yang banyak).

Sayangnya, sering kali keberkahan atau nilai tambah Ramadan itu dimaknai secara terbatas pada aspek ritual sehingga kepedulian mayoritas umat tertuju pada ragam amalan ritual di dalamnya seperti puasa itu sendiri, Tarawih, tilawah Al-Qur’an, zikir, dan lain-lain. Lebih sempit lagi ketika amalan-amalan ritual itu bertujuan sekadar kalkulasi-kalkulasi pahala.

"Kalkulasi itu menjadikan amalan-amalan ritual bagaikan bargaining dengan Allah. Seolah Allah itu perlu disuap dengan amalan-amalan ritual demi mendapatkan 'sesuatu' darinya. Pada tingkatan ini sesungguhnya telah menjadikan nilai 'keikhlasan' terminimalkam bahkan sirna," ujar ulama Imam Shamsi Ali.

Tanpa sadar ternyata terjadi sikap yang tidak etis kepada Allah SWT. Benar ada kata isytara (transaksi antara Allah dan hamba) sebagai penggambaran komitmen ketaatan seorang hamba pada Tuhannya, tapi itu tidak dimaksudkan sebagai kalkulasi-kalkulasi yang harus terjadi antara hamba dan Tuhan-nya.

Keberkahan Ramadan hendaknya dipahami dengan makna yang lebih luas dan komprehensif. Bahwa Ramadan ialah bulan berbagai ritual yang pahalanya dilipatgandakan itu pasti. Amalan-amalan wajib dilipatgandakan pahalanya. Sunah-sunah dinilai dengan penilaian amalan wajib. Umrah misalnya di bulan Ramadan dimaknai seolah amalan haji.

Bulan Ramadan ini memang dahsyat. Kita kenal bahwa Allah melebihkan sebagian waktu dan/atau tempat tertentu di atas waktu dan tempat yang lain. Ada waktu-waktu atau tempat-tempat tertentu yang yang diberikan keutamaan (fadhilah) lebih dari lainnya.

Contoh tempat yang diutamakan misalnya ialah Masjidil Haram dan Multazam. Demikian pula padang Arafah di hari Arafah. Mihrab (tempat imam memimpin salat) itu bukan sembarang tempat, tapi di sana Allah jadikan doa lebih utama dan diutamakan dalam pengabulan. Doa Nabi Zakariyah yang meminta anak di Mihrab dan dikabulkan seketika itu juga. Padahal, logikanya Zakariyah AS tidak mungkin lagi punya anak.

Untuk waktu yang diutamakan ambillah sebagai contoh waktu sahur, yaitu 2/3 malam hingga menjelang masuk waktu fajar. Keutamaan sahur sesungguhnya bukan saja karena di saat itu orang-orang yang akan berpuasa menikmati makanan yang penuh keberkahan (sahur), melainkan juga karena waktu sahur itu Allah turun ke langit dunia (terdekat) membuka kesempatan bagi yang berdoa untuk dikabulkan dan bagi yang meminta ampun diampuni.

 

Salah kaprah

Satu di antara hal yang urgen untuk selalu dikalkulasi atau dihitung-hitung ialah kenyataan hidup yang kerap salah kaprah dan salah destinasi. Manusia sering berpikir jika hidup dunianya panjang. Bahkan, sering kali merasa hidup dunianya yang nyaman itu akan menjadikannya seolah-olah akan hidup abadi (Al-Lumazah).

Selain salah kaprah juga manusia sering kali salah destinasi dalam hidupnya. Manusia menjadikan dunia ini sebagai destinasi hidup. Akibatnya semua hidupnya diorientasikan untuk memenuhi hajat dunianya. Sementara itu, kehidupan sesungguhnya (akhirat dalam istilah Al-Qur’an lahiya al-hayawanu) mereka lalaikan. (H-1)

Baca Juga

Sampoerna Land

Pesan AA Gym dalam Halal Bihalal di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square

👤Gana Buana 🕔Kamis 18 Mei 2023, 14:32 WIB
Kegiatan amaliyah Ramadan 1444 H di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square ditutup dengan acara Halal Bihalal, Rabu...
Dokumentasi pribadi.

Infobrand.id Gandeng 22 Perusahaan Gelar Program Ramadan Berbagi

👤Media Indonesia 🕔Kamis 27 April 2023, 10:00 WIB
CEO Infobrand.id Susilowati Ningsih mengatakan Charity Program Ramadhan Brand Berbagi 2023 merupakan penyelenggaraan kali...
Dokumentasi pribadi.

Pedagang Warteg dan Kaki Lima Jakarta Bantu Warga tidak Mampu

👤Media Indonesia 🕔Jumat 21 April 2023, 16:10 WIB
Bulan puasa Ramadan pada 2023 atau bertepatan 1444 Hijriyah akan segera berakhir. Sejumlah komunitas masyarakat terpantau melakukan...

RENUNGAN RAMADAN

CAHAYA HATI


JADWAL IMSAKIYAH
Sabtu, 10 Jun 2023 / Ramadan 1443 H
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya
Imsyak : WIB
Subuh : WIB
Terbit : WIB
Dzuhur : WIB
Ashar : WIB
Maghrib : WIB
Isya : WIB

PERNIK RAMADAN