Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Imam Abu Hanifah Khatamkan Alquran 60 Kali saat Ramadan

Zubaedah Hanum
19/4/2022 10:05
Imam Abu Hanifah Khatamkan Alquran 60 Kali saat Ramadan
Ilustrasi(Antara)

IMAM Abu Hanifah adalah seorang mujtahid besar, pendiri Mazhab Hanafi, satu dari empat mazhab fiqih Islam. Nama lengkapnya adalah Abu Hanifah al-Nu’mân bin Tsâbit yang wafat pada 150 Hijriah.

Menurut Imam al-Dzahabi, Abu Hanifah termasuk dalam kalangan tabi’in karena ia berjumpa dengan Sayyidina Anas bin Malik. Seperti yang pernah dikatakannya, “Saif bin Jabir bercerita, sesungguhnya ia mendengar Abu Hanifah berkata, Aku berjumpa dengan (Sayyidina) Anas radhiyallahu ‘anhu.”

Ustadz Muhammad Afiq Zahara, alumni PP Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, mengungkapkan, salah satu hal yang menarik didapat dari penuturan Imam Abu Yusuf yang menyebutkan bahwa imam Abu Hanifah mengkhatamkan Alquran di setiap malam dalam satu rakaat.

"Jika di malam-malam biasa saja Imam Abu Hanifah mengkhatamkan Alquran secara penuh, tentu ia tidak akan melewatkannya saat Ramadan tiba," demikian dikutip dari NU Online.

Diriwayatkan oleh Yahya bin Nashr bahwa Imam Abu Hanifah mengkhatamkan Alquran sampai 60 kali selama Ramadan. Ia berkata, “Kerap kali (Imam) Abu Hanifah mengkhatamkan Alquran 60 kali di (bulan) Ramadan.”

Dalam riwayat lain, Ali bin Zaid mengatakan bahwa dirinya melihat Imam Abu Hanifah mengkhatamkan Alquran di bulan Ramadan sebanyak 60 kali, khatam satu kali di malam hari, dan khatam satu kali di siang hari.

Di 10 hari terakhir Ramadan, Imam Abu Hanifah tetap menyibukkan diri membaca Alquran, ditambah dengan menyedikitkan ucapannya. Imam Abu Hanifah yang sudah sangat terkenal pendiam, menjadi lebih pendiam di 10 hari terakhir Ramadhan.

Muhammad bin Jabir menggambarkan pribadi Imam Abu Hanifah sebagai orang yang sedikit bicara kecuali pada hal yang ditanyakan kepadanya, sedikit tertawa (dan) banyak berpikir. Di saat-saat akhir Ramadan, Imam Abu Hanifah lebih menyedikitkan lagi ucapannya.

Senang berbagi ilmu
Habib Hamid Al-Qadri menceritakan bahwa Imam Abu Hanifah memiliki wajah yang tampan, selalu berpakaian rapi dan harum. Meski demikian Imam Abu Hanifah terkenal dengan ketakutan yang sangat karena Allah kepada hal-hal yang haram.

Selain kesantunan dan wibawa, Imam Abu Hanifah terkenal sangat dermawan, apalagi jika berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Menurut cerita cucunya, Isma’il bin Hammad, Imam Abu Hanifah tak segan memberikan uang yang banyak untuk guru anaknya.

“Dari Isma’il bin Hammad bin Abi Hanifah, ia berkata: “Saat ayahku, Hammad, sudah (cukup) terampil membaca al-Fatihah, (kakekku) Abu Hanifah memberi guru (ngajinya) lima ratus dirham.”

Imam Abu Hanifah juga selalu mengisi waktunya untuk mengajar. Bahkan, salah seorang karibnya, ahli hadits yang terkenal ketsiqqah dan keadilannya, Imam Mis’ar bin Kidam,  menyaksikan sendiri kesibukan Abu Hanifah dalam berbagi ilmu.

Saat ia mendatangi masjidnya Imam Abu Hanifah, ia melihatnya sedang shalat subuh, kemudian membuka majlis ilmu sampai waktu zuhur. Setelah selesai shalat, ia kembali membuka majlisnya sampai ashar, kemudian membuka majelisnya kembali sampai hampir magrib. Begitu seterusnya sampai waktu ‘isya, dan itu dilakukan setiap hari.

Imam Abu Hanifah menampakkan dirinya secara konsisten, baik saat ia sendirian ataupun di saat ia bersama-sama orang lain. Ia bahkan tidak pernah menyelonjorkan kakinya di saat sepi (sendirian). Katanya, “ri’âyatul adab minallahi awlâ” (menjaga adab kepada Allah jauh lebih utama).

Imam Abu Hanifah adalah orang yang wara’, bertakwa dan bersikap sangat baik terhadap teman dan saudara-saudaranya (mufdlilan ‘alâ ikhwânihi). Ia dijuluki al-watad (pasak) karena banyak melaksanakan shalat. (H-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah