Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Momentum Berhijrah

Ferdian Ananda Majni
11/4/2022 04:00
Momentum Berhijrah
Ustaz Abdul Somad.(Dok. MI/[IUS ERLANGGA)

DARI Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orangtuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." Demikian bunyi hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan, fitrah sebagai fitratul Islam bermakna bahwa anak itu dilahirkan tulus, suci, murni, dan bersih sehingga sifat manusia sejatinya ialah fitrah. "Hanya saja, manusia mengalami kebingungan kapan momen memulai berbuat baik, maka Allah mulai menurunkan Alquran pada bulan Ramadan, Allah turunkan iqra," kata ustaz yang akrab disapa UAS itu dalam kajian virtual Masjid As Syifa RSCM, pekan lalu.

UAS menyampaikan bahwa kalam Alquran yang paling baik diturunkan pada bulan Ramadan, maka seharusnya manusia memulai segala niat baik pada bulan Ramadan. Alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, itu mengatakan bagi mereka yang sudah merasa dirinya baik, tentunya harus bersyukur. Dengan bekal kebaikan sebelumnya, dinaikkan ke tahapan selanjutnya untuk menuju sosok yang lebih baik di bulan Ramadan ini.

Sebaliknya, bagi yang selama ini lelah dengan perbuatan dosanya dan memiliki keinginan bertaubat, maka Ramadan inilah saatnya. Demikian juga buat mereka yang bingung kapan mau memulai menuaikan zakatnya. "Maka Ramadan ini bisa menjadi titik awal untuk hijrah," imbuhnya.

UAS mengatakan Ramadan akan mengingatkan lagi memori kita tentang masa lalu, siapa pun orangnya karena ada sesuatu yang khas di Ramadan. Maka sejahat-jahatnya orang, sekotor-kotor pikirannya maka masih ada sisa-sisa kebaikan sehingga pada bulan suci Ramadan dihidupkan kembali kebaikan pada dirinya.

"Mungkin dia tidak berpuasa, tapi pada saat petang, dia mendengar azan magrib, jadi lubuk hati hatinya paling dalam mengakui bahwa ada berjuta-juta orang sedang menantikan azan magrib di dunia, ada sesuatu yang tidak bisa dibohongi," ujarnya.

 

Inspirasi

UAS mengatakan manusia tidak hanya terdiri dari daging, tulang, dan darah, juga terdiri dari roh atau jiwa. Serupa dengan jasmani, manusia juga mengalami kehausan secara batiniah atau spiritual.

"Kehausan yang bersifat spirit, roh, atau batin hanya bisa dikenyangkan dengan yang batin juga," tuturnya.

Saat Ramadan, kata UAS, kehausan spiritual yang dialami manusia dikenyangkan dengan ibadah, mulai salat Tarawih, witir, tadarus, tahajud, membaca Alquran, hingga sahur, puasa, dan berbuka.

Ramadan menjadi inspirasi berbuat lebih baik karena bulan ini tidak mengajarkan kita berteori. "Ketika lapar, manusia akan berpikir, bagaimana saudaraku yang lapar tanpa batas waktu? Maka Ramadan mengasah rasa kepedulian," lanjutnya.

Selama Ramadan, kebersamaan terus dipupuk, dengan merasakan kondisi sama-sama lapar, sama-sama berbuka, dan sama-sama beribadah ke masjid dalam waktu yang cukup lama yakni, 29 hari atau 30 hari.

"Ini ialah sebuah madrasah yang panjang, maka alumni-alumninya laallakum tattaqun (semoga kamu menjadi takwa) masuknya aman dan keluar akan jadi tattaqun. Kedua proses itu ialah suatu ibadah yang disebut syiam (puasa)," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah