Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
TANTANGAN terbesar dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tidak sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu, jelas ulama Abdullah Gymnastiar atau lebih sering disapa Aa Gym dalam acara Cermin Hati Bersama Aa Gym di stasiun televisi Metro TV, Kamis (24/4), bisa dikendalikan ketika manusia mempunyai landasan ilmu dan keinginan kuat untuk melawannya.
Aa Gym menjelaskan bahwa salah satu sifat manusia memang memiliki nafsu. Namun, nafsu tidak boleh dikambinghitamkan, justru harus dikenali dan ditempatkan sesuai porsinya.
“Itu memang sudah diciptakan Allah seperti itu. Yang penting bagi kita sekarang bagaimana kita mengontrol dan mengendalikannya,” tutur ulama asal Jawa Barat itu.
Nafsu, kata Aa Gym, ada yang halal dan ada yang tidak. Ketika nafsu digunakan di tempat yang halal, itu akan jadi pahala. Sebaliknya, ketika nafsu ditempatkan pada yang tidak halal, akan menjadi dosa.
Aa Gym menyebut bahwa nafsu ialah kendaraan setan. Setan membisiki manusia untuk melakukan kesalahan dalam menjalankan nafsu.
“Cara mengidentifikasinya begini, nafsu itu kecenderungannya ingin melakukan sesuatu yang tidak disukai Allah. Misalkan kita tes saja, kira-kira nafsu sukanya tidur atau tahajud? Saat tarawih, ingin imam bacaannya panjang atau yang ringkas?” kata Aa Gym.
Nafsu, lanjutnya, dapat dilatih untuk dikendalikan. Ia mencontohnya, sedekah, orang cenderung hanya ingin bersedekah sedikit. “Tapi Allah sukanya banyak. Kita disukai kalau bisa tahajud, tapi nafsu kita maunya tidur. Kita kenalin saja ini dulu. Kalau ingin baca yang ringkas, justru baca yang banyak,” jelasnya.
Menurut Aa Gym, nafsu akan takluk kalau kita mau disiplin melatihnya. “Seperti nafsu bicara. Kita inginnya banyak bicara supaya dikagumi kepintaran kita, dianggap luas wawasan kita. Tapi apakah ini yang disukai Allah? Yang disukai Allah kan bukan dikagumi orang, tapi perkataan yang benar, baik niatnya maupun perkataannya, meskipun sederhana,” jelas Aa Gym.
Aa Gym kembali mencontohkan pengendalian nafsu di bulan Ramadan. “Saat buka, misalnya, melambat-lambat salat. Salatlah tepat waktu. Makan pengin banyak, tunggu dulu, salat dulu, makan secukupnya dulu. Sesudah salat baru makan yang lebih leluasa,” tuturnya.
Ilmu
Oleh karena itu, lanjutnya, kita harus bisa membaca apa yang disukai nafsu atau disukai Allah. “Paksa dengan ilmu yang sudah kita tahu apa yang Allah sukai. Lambat laun nafsu itu takluk. Caranya, lawan! Tidak mau baca Alquran, pegang Alquran! Tidak mau wudu, (paksakan) wudu. Ketika dilawan, dilatih, dia nanti jadi tunduk. Dia jadi jinak,” imbuhnya.
Kuncinya, kata Aa Gym, supaya kita tahu menempatkan hawa nafsu di area halal atau haram ialah ilmu. “Memang pupuk iman itu ilmu, pemandu amal adalah ilmu, untuk menaklukkan dan mengendalikan nafsu juga ilmu. Pokoknya kalau tidak belajar agama, sudah hidup itu enggak ngerti,” ungkapnya.
Aa Gym mengutip sabda Rasulullah, ‘barang siapa yang dikehendaki Allah kebaikan baginya, Allah berikan paham agama’. “Dia akan mengerti bagaimana meng-handle diri, bicara, berpikir, berbuat, dengan standar yang Allah sukai,” jelas Aa Gym.
“Tapi kalau kita tidak belajar agama, kita hanya memuaskan nafsu. Itulah yang membuat kita tidak bahagia, jadi hina, dan kita jadi celaka karena tuhan kita adalah nafsu. Nauzubillah min dzalik,” tandasnya. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved