Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Mencari Takjil di Pasar Beduk Daring

Solmi/H-3
26/4/2020 05:45
Mencari Takjil di Pasar Beduk Daring
Walikota Jambi Syarif Fasha memberikan keteranga terkait penanganan Covid-19 di Kota Jambi.(MI/SOLMI)

BERBURU menu buka puasa atau takjil menjadi salah satu tradisi tersendiri selama bulan Ramadan. Di Kota Jambi, para pedagang kue tradisional biasanya menjajakan dagangannya di pasar dadakan yang menjual menu takjil, lazim disebut sebagai pasar beduk. Biasanya, lokasi pasar beduk yang disiapkan pemerintah berada di Kawasan Taman Perumnas Kota Baru, Pusat Pasar.

Namun, Ramadan tahun ini berbeda akibat pandemi virus korona baru (covid-19). Meskipun Kota Jambi belum menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah telah menerapkan sejumlah regulasi pembatasan untuk mencegah penyebaran virus korona. Alhasil, pasar beduk terkena imbasnya. Tahun ini, pemerintah Kota Jambi meniadakan pasar beduk.

Dari pengamatan Media Indonesia, pada hari pertama puasa, Jumat (24/4), di beberapa lokasi yang selama ini menjadi pusat kegiatan pasar beduk kelolaan Pemkot Jambi tidak ada aktivitas.

Pemerintah Kota Jambi pun menyatakan peniadaan pasar beduk bertujuan mencegah adanya kerumunan masyarakat yang berpotensi terhadap penyebaran virus korona di wilayah tersebut.

“Mohon maaf kepada pedagang kuliner di Kota Jambi, untuk bulan Ramadan tahun ini pasar beduk kita tiadakan,” tegas Wali Kota Jambi Syarif Fasha.

Ia menambahkan, para pedagang ataupun masyarakat penyuka penganan tradisional untuk santapan buka puasa, tidak perlu kecewa. Pemerintah Kota Jambi menawarkan win-win solution yang mengalihkan aktivitas jual-beli antara pedagang dan masyarakat menjadi melalui sistem daring (online).

“Kita ganti dengan pasar beduk online. Tidak perlu buka atau sewa lapak lagi. Pedagang cukup di rumah saja, nanti akan ada pesanan-pesanan pembeli,” kata Fasha.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi, Komari, menambahkan pihaknya sudah berkomunikasi dan menghimpun nomor kontak daring dari ratusan pedagang kuliner yang selama ini mengandalkan pasar beduk untuk berjualan.

Selanjutnya, untuk medium penyambung jual-beli, jelasnya, Pemkot Jambi menjalin kerja sama dengan kantor ojek online (ojol) untuk penyedia jasa antar ke warga pemesan.

Pemkot mengatakan tidak mengatur mengenai harga makanan. Keputusan mengenai harga dan sistem pembayaran diserahkan kepada kesepakatan penjual dan pembeli, misalnya, bisa bayar di tempat.

Sejumlah pedagang menyambut baik solusi yang dijalankan pemerintah. “Kita maklum dan berusaha menyesuaikan diri. Tapi ini baru puasa pertama, pemesan masih sepi,” kata seorang pedagang kuliner di daerah Kotabaru, Kota Jambi, yang menjadi peserta di pasar beduk daring, Jumat (24/4). Selain di Kota Jambi, pasar beduk daring juga diterapkan di Kota Sarolangun, Provinsi Jambi. (Solmi/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah