Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
SERUAN perdamaian, satukan perbedaan di tengah keberagaman. Itulah pesan yang disampaikan Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid pada acara sahur bersama di Wihara Dhanagun, Jalan Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Acara bertema Dengan berpuasa kita padamkan kobaran api kebencian dan hoaks itu dimulai pukul 01.00 hingga pukul 05.00 WIB dan diakhiri dengan salat Subuh berjemaah.
Shinta dan beberapa tokoh masyarakat lainnya berbaur bersama ratusan orang, dari anak-anak hingga dewasa dari berbagai kalangan. Namun, pada umumnya mereka datang dari kaum marginal seperti anak jalanan, pengamen jalanan, yatim piatu, dan kaum duafa.
Sebelum makan sahur bersama, Shinta didapuk memberikan tausiah. Dia mengajak semua umat muslim untuk menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya dan menjalankan apa yang diajarkan atau dibawa dari puasa itu sendiri.
Pascapemilu, menurutnya, saat ini situasi masih belum kondusif atau normal seperti sebelum pemilu. Api kebencian masih menyala dari dua kubu.
"Banyaknya rasa kebencian masih menyala di hati mereka semua. Baik yang menang maupun yang kalah masih tersimpan bara. Berita kebohongan masih merajalela. Ini yang harus kita hadapi," ucap istri Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid itu.
Berpuasa, kata Shinta, bisa meredam kebencian dan menangkal hoaks, dengan cara menahan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain sehingga tercipta kedamaian dan ketenteraman.
"Islam mengajarkan kedamaian. Salam itu adalah berdamai. Jangan Anda sekalian yang sudah berpuasa masih bisa dikobarkan api kebenciannya. Sia-sia puasanya. Tidak akan ada artinya," tukasnya.
Shinta mengatakan ibadah puasa selama 30 hari di bulan Ramadan sejatinya menempa kesabaran muslim untuk bertransformasi menjadi orang yang bertakwa. Untuk menjadi orang yang bertakwa, umat Islam harus bisa meredam rasa kebencian, ketidaksabaran, dan permusuhan.
Ungkapan syukur
Sebelum tausiah dimulai, ada dua barongsai yang menyambut kehadiran Shinta Nuriyah dengan rombongan. Kedua barongsai itu pun mengeluarkan spanduk panjang bertuliskan ucapan selamat berpuasa.
Acara juga diisi dengan penampilan gambus, kssidah, dan musisi-musisi jalanan di antaranya Iwenk Fals dan dari Komunitas Marjinal. Mereka yang hadir juga berinteraksi langsung dengan Shinta tanpa rasa canggung.
Kebersamaan warga muslim dan Tionghoa nyata terlihat. Mereka bahu-membahu berkeliling membagikan makan sahur. Tidak ada perbedaan satu sama lain. Semua yang hadir saat itu makan dan sahur bersama dari nasi kotak yang dibagikan.
Ketua panitia yang juga perwakilan dari Perhimpunan Tionghoa, Aji Bagas Kurnia, mengatakan acara yang dihelat di wihara tertua di Kota Bogor itu merupakan bentuk ungkapan suatu rasa syukur masyarakat Bogor.
"Ini bentuk rasa syukur kami. Dari Bogor, oleh Bogor, untuk Bogor. Acara ini juga sebagai ajang silaturahim dengan sesama dan berbagi," kata Aji yang merupakan seorang mualaf.
Di Wihara Dhanagun yang berusia lebih dari 300 tahun itu, nuansa pecinan begitu terasa. Dikenal juga sebagai Wihara Hok Tek Bio, tempat ini menjadi pusat kegiatan keagamaan tiga kepercayaan sekaligus, yaitu Taoisme, Konghucu (konfusianisme), serta Buddha.
Wihara seluas 635 meter persegi ini menjadi potret kerukunan umat beragama di Bogor. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved