Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Joko Widodo menerima dua kunjungan dua mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno dan BJ Habibie di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/1). Tema besar pertemuan mereka adalah penguatan Pancasila sebagai Ideologi bangsa.
Pertemuan Presiden dengan Try dan Habibie digelar pada waktu yang berbeda. Berdasarkan jadwal harian Presiden, pertemuan dengan Try digelar pukul 09.30 WIB. Adapun Habibie diterima pukul 14.00 WIB. Pertemuan berlangsung tertutup dan tidak ada keterangan yang bisa diperoleh wartawan.
Mensesneg Pratikno yang turut mendampingi Jokowi mengatakan, Kepala Negara mau mendengar pendapat keduanya soal penguatan Pancasila.
"Intinya Pak Sutrisno mengapresiasi kepada upaya presiden untuk membuat upaya ekstra bagi pemantapan Pancasila dalam waktu yang secepat-cepatnya," kata Pratikno ketika dikonfirmasi di Kantornya.
Penguatan Pancasila menjadi fokus utama Presiden. Dalam sejumlah kesempatan, Jokowi kerap mengingatkan Pancasila sebagai benteng terhadap ekstrimisme dan radikalisme. Presiden juga menyebut Pancasila mampu menjadi pengukur nilai-nilai yang tidak sesuai budaya bangsa.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memutuskan membentuk Unit Kerja Pemantapan Pancasila.
Unit yang berada langsung dibawah Presiden ini dibentuk agar masyarakat mengamalkanideologi negara itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Pratikno, Tri banyak memberikan masukan kepada Jokowi mengenai Unit Kerja Pemantapan Pancasila itu.
Presiden, jelas Pratikno, menilai peneguhan Pancasila sebagai ideologi negara penting.
"Pak Try memberikan beberapa masukan apa yang harus dilakukan, metodenya seperti apa, bentuk lembaganya seperti apa. Intinya dia mengapresiasi luar biasa terhadap gagasan presiden dalam memantapkan Pancasila," ujarnya.
Tema pemantapan Pancasila dan persoalan intoleransi menjadi tema perbincangan Jokowi dengan Habibie. Pratikno menyebut, pertemuan itu banyak membahas mengenai kondisi sosial di Indonesia saat ini.
Menurut Pratikno, Habibie mengatakan ke Presiden bahwa Indonesia punya modal besar untuk menjaga kehidupan yang toleran. Sebab muslim Indonesia memiliki karakter toleran.
"Jadi, Habibie meyakinkan ke Presiden bahwa kekuatan kita menjaga Bhinneka Tunggal Ika sangat kuat," pungkasnya.
Presiden, tandas mantan rektor Universitaa Gadjah Mada itu, menyambut terbuka masukan-masukan dari seluruh elemen masyarakat, bukan mantan wakil presiden saja. "Pertemuan itu digagas oleh beliau-beliau (Try dan Habibie). Presiden dengan senang hati menerimanya," tandas dia.
Sementara, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP mengatakan, pendapat dari tokoh bangsa itu menjadi input Jokowi dalam memantapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved