Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SEJUMLAH pasar di Ibu Kota saat ini menjadi primadona bagi para pasangan calon Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain ramai, pasar menjadi perhatian karena mempunyai isu untuk 'dijual' kepada masyarakat. Sebab, penataan pasar di Jakarta saat ini seperti Pasar Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Senen, dan pasar lainnya lebih indentik dengan pemandangan yang kumuh dan menjadi pusat kemacetan.
Hal itu lah yang juga dimanfaatkan pasangan calon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Juru Bicara Agus-Sylvi, Rico Rustombi mengatakan, dari hasil gerilya lapangan selama kurang lebih 2 bulan, masih banyak kondisi pasar tradisional di Jakarta yang sangat memprihatinkan. Terkadang beberapa kondisi pasar yang sangat sepi di kunjungi karena sudah tidak layak sebagai tempat berdagang.
Untuk itu, kata Rico, pasangan Agus-Sylvi akan melakukan 6 langkah untuk membuat pasar tradisional di Jakarta kembali menjadi surga belanja bagi warga DKI. Pertama yakni melakukan peremajaan pasar dengan meningkatkan semua infrastruktur pasar, menambah prasarana dan sarana pasar, termasuk tempat penampungan sampah sementara di pasar tradisional.
"Agar kesan pasar tradisional yang becek, kumuh, tidak aman dan tidak higenis bisa dihilangkan," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Kamis (8/12).
Kedua yakni meningkatkan kemampuan managemen pengelolaan pasar dengan mensinergikan pedagang, pengelola PD pasar jaya dan Pemprov DKI agar bisa bersaing dengan pasar modern. Ketiga dengan memberikan prioritas kepada pedagang yang sudah lama berdagang di pasar tersebut. Keempat menetapkan tarif sewa yang murah dan terjangkau.
"Kelima menyediakan tempat berdagang PKL di sekitar pasar agar lebih tertata rapih dan higenis, dan terakhir menyediakan lahan parkir bagi pengunjung (untuk menghindari kemacetan)," jelas Rico.
Menurutnya, alasan mengapa persoalan pasar tradisional sulit ditanggulangi karena kurangnya kemampuan managemen dalam pengelolaan pasar. Management yang diterapkan, kata dia, tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Padahal sinergi antara pedagang, pengelola pasar PD Jaya dan Pemprov DKI merupakan hal krusial untuk membuat pasar tradisional menjadi lebih baik.
Jika sinergi berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin akan membuat pasar tradisional menjadi ramai.
"Sekaligus dapat meningkatkan pendapatan pedagang," pungkas Rico. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved