Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Mengenang Jejak Tiga Pahlawan Lokal Berpengaruh di HUT ke-80 RI

Haliza Tiara Lintang
08/8/2025 10:41
Mengenang Jejak Tiga Pahlawan Lokal Berpengaruh di HUT ke-80 RI
Ilustrasi(wikipedia)

MEMPERINGATI 80 tahun kemerdekaan Indonesia (HUT Ke-80 RI) , kita diajak kembali mengenang jejak langkah para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kebebasan bangsa. Di balik euforia perayaan, penting untuk merenungi kembali perjuangan para tokoh lokal yang memiliki pengaruh besar di daerahnya masing-masing, namun turut membentuk arah sejarah nasional.

Dari barat hingga timur nusantara, tercatat nama-nama besar yang menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan: Tan Malaka dari Sumatra Barat dengan pemikiran revolusionernya, Cut Nyak Meutia dari Aceh yang menjadi simbol keberanian perempuan, hingga I Gusti Ngurah Rai dari Bali yang memimpin pertempuran heroik melawan Belanda. Ketiganya mungkin berasal dari latar belakang, strategi, dan medan yang berbeda, tetapi disatukan oleh semangat yang sama: merdeka atau mati.

Tan Malaka: Pemikir Revolusioner dari Sumatra Barat

Tan Malaka, bernama asli Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka, merupakan salah satu pahlawan nasional yang berjuang melalui jalur pendidikan dan politik. Lahir di Sumatra Barat, ia menempuh pendidikan dasar di Kwekschool Bukittinggi dan melanjutkan studinya ke Belanda. Di sana, Tan Malaka mengenal berbagai ideologi politik Eropa seperti liberalisme, nasionalisme, dan komunisme, yang kemudian membentuk dasar perjuangannya.

Sekembalinya ke Tanah Air, Tan Malaka aktif sebagai guru bagi anak-anak buruh dan mendirikan sekolah untuk anak-anak Sarekat Islam. Namun, aktivitas politiknya dianggap mengancam pemerintah kolonial, hingga ia ditangkap dan diasingkan ke Belanda pada 1922.

Meski berada di luar negeri, semangat perjuangannya tak padam. Ia tetap aktif dalam gerakan kemerdekaan dan menulis buku “Naar de Republiek Indonesia”, yang memuat gagasan tentang negara Indonesia merdeka berbentuk republik. Buku ini menjadi bacaan penting bagi para pemuda dan pejuang kemerdekaan, menjadikan Tan Malaka sebagai salah satu pemikir revolusioner yang berpengaruh dalam sejarah bangsa.

Cut Nyak Meutia: Srikandi Pejuang dari Aceh

Cut Nyak Meutia adalah pahlawan perempuan tangguh dari Aceh yang dikenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda. Ia bersama suaminya, Teuku Tjik Tunong, memimpin perlawanan terhadap kolonialisme. Namun, perjuangan mereka harus menghadapi kenyataan pahit saat Tjik Tunong ditangkap dan dihukum mati Belanda pada Maret 1905.

Tidak patah semangat, Cut Meutia melanjutkan perjuangan dengan memimpin sisa pasukannya. Ia melakukan serangan terhadap pos-pos Belanda hingga akhirnya gugur dalam pertempuran di Alue Kurieng pada 24 Oktober 1910.

Namanya kini dikenang sebagai simbol keberanian perempuan Indonesia. Berbagai tempat penting di Aceh, seperti rumah sakit dan museum, mengabadikan namanya sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.

I Gusti Ngurah Rai: Komandan Pejuang dari Bali

Lahir pada 30 Januari 1917 di Carangsari, Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Ngurah Rai dikenal sebagai pejuang gigih yang memimpin perlawanan bersenjata di wilayah Sunda Kecil. Sejak muda, ia menunjukkan semangat tinggi dan kecintaan pada seni bela diri seperti pencak silat dan gulat.

Setelah menempuh pendidikan dasar di sekolah Belanda dan melanjutkan ke Malang, Jawa Timur, Ngurah Rai memilih bergabung dengan dunia militer. Ia kemudian menjadi pendiri sekaligus panglima pertama angkatan bersenjata Republik Indonesia di Kepulauan Sunda Kecil.

Kegigihannya dalam mempertahankan kemerdekaan menjadikannya pahlawan nasional. Ia dianugerahi gelar militer Brigadir Jenderal dan dikenang sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan Bali. Namanya kini diabadikan sebagai nama Bandara Internasional di Denpasar, universitas, stadion, serta berbagai jalan utama di Pulau Dewata.  (ruangguru/wikipedia/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya