Intim Mengobrol di Beranda Istana

MI
03/9/2016 08:53
Intim Mengobrol di Beranda Istana
(MI/Panca Syurkani)

TIAP presiden tidak hanya memiliki gaya kepemimpinan tersendiri, tetapi juga membentuk kebiasaan-kebiasaan baru di lingkungan Istana. Pun, Presiden Joko Widodo. Sesuai gayanya yang terbuka dan tidak ingin terlalu dibatasi protokoler, Jokowi kerap mengajak tamu negara berbincang di beranda Istana Merdeka.

Teras Istana yang berseberangan dengan Istana Negara tersebut disuguhi pemandangan taman dan lapangan asri dengan pepohonan dan kicau burung. Begitulah cara Presiden Jokowi secara pribadi hendak mengungkapkan betapa berarti seorang tamu yang diterimanya.

Yang terbaru, saat Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda berkunjung ke Istana selaku Penasihat Khusus Sekjen PBB tentang Perkembangan Inklusi Keuangan bagi Pembangunan.

Kepala Sekretariat Presiden Darmansyah Djumala mengatakan ‘berbincang di beranda’ atau dalam istilah yang dikenal tamu negara, veranda talk, dijadikan format standar bagi Presiden untuk membicarakan hal strategis dengan substansi sangat penting. Obrolan menjadi lebih mudah dilakukan dari hati ke hati dan atas kedekatan hubungan.

Tentu saja, tidak sembarang orang yang akan diajak sendiri oleh Presiden. Umumnya, menurut Djumala, mereka ialah tamu negara yang dianggap dekat dan dianggap penting dalam substansi maupun dalam hubungan.

Djumala menyebut, seperti Ratu Maxima. Perbincangan ketika itu tampak sangat hangat. Ratu Maxima yang mengenakan gaun berwarna cokelat muda beberapa kali melepas tawa kecil di tengah perbincangan dengan Presiden Jokowi.

“Lihat saja kan beberapa (tamu) negara diajak ke sana dan ngomongnya ada yang 15 menit, nah ini (Ratu Maxima) 45 menit,” terang Djumala, Kamis (1/9).

Sejak dimulai pada saat kunjungan Perdana Menteri Timor Leste, Rui Maria De Araujo, pada 26 Agustus 2015, Presiden telah mengajak sejumlah tamu negara lain berbincang di beranda.

Gaya informal yang dilakukan Presiden RI ke-7 tersebut dianggap pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mampu menciptakan komunikasi yang efektif. Menurutnya, di saat-saat tertentu, gaya protokoler yang tampak kaku harus mulai dihindari. Dalam komunikasi yang sifatnya terbuka, santai, dan bersahabat justru menurut Emrus jauh lebih efektif ketimbang gaya formal yang selama ini digunakan. (Astri Novaria/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya