Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kelompok Santoso Menyamar Jadi Warga Poso

Budi Ernanto
19/2/2016 15:58
Kelompok Santoso Menyamar Jadi Warga Poso
(ANTARA/BASRI MARZUKI)

KEPALA Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail mengatakan Santoso, bos kelompok Mujahidin Indonesia Timur kerap menyamar menjadi warga Poso, Sulawesi Tengah. Hal itu menurut Murad jadi salah satu kendala menangkap Santoso dan anggotanya.

"Santoso itu orang Poso. Terkadang dia menyamar. Pakai baju biasa saja. Supaya tidak ketahuan polisi, mereka ancam masyarakat sana agar tidak melapor," beber Murad di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (19/2).

Selain itu, kelompok Santoso juga tidak segan membunuh siapa saja yang dilihat memiliki kedekatan dengan polisi. Karena itu kepolisian tidak melibatkan masyarakat dalam pencarian Santoso. Bahkan dalam Operasi Tinombala, polisi lebih memilih melibatkan TNI.

Santoso hingga kini diketahui bersembunyi di pegunungan di Poso. Murad mengatakan medan di pegunungan itu sangat berat. Walaupun suhu tidak terlalu dingin, tapi bisa setiap hari pegunungan itu diguyur hujan. Selain itu untuk mendakinya sangat berbahaya karena curam.

Murad menjelaskan jika tidak membawa perbekalan yang cukup, hanya dalam hitungan kurang dari satu hari, anggotanya harus segera turun dan digantikan oleh yang lain. "Jumlah logistik yang dibawa harus diperhitungkan dan tidak bisa terlalu berat," imbuhnya.

Sulitnya menempuh pegunungan itu juga telah menyebabkan satu anggota Brimob, yakni Ajun Komisaris Fredy Manuhutu, gugur saat bertugas. Fredy meninggal karena asam lambung tinggi dan menghembuskan nafas terakhirnya di tengah hutan pada Kamis (18/2).

"Semua anggota pada dasarnya sehat. Tapi, lingkungan di Poso sangat keras. Karena cuaca ekstrem dan suhu tidak menentu, penyakit yang diderita bisa muncul seketika," kata Murad yang mengatakan dirinya menghadiri pemakaman Fredy sebagai bentuk penghormatan kepada anggotanya itu.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik