Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Hasil Penyelidikan Kecelakaan Super Tucano Semi Terbuka

Erandhi Hutomo Saputra
12/2/2016 19:08
Hasil Penyelidikan Kecelakaan Super Tucano Semi Terbuka
(ANTARA/Ari Bowo Sucipto/)

MENTERI Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan hasil penyelidikan jatuhnya pesawat tempur ringan Super Tucano TT 3180 di Kota Malang akan diumumkan secara semi terbuka. Artinya, tidak semua hasil penyelidikan yang dilakukan tim investigasi TNI AU dibuka secara gamblang ke publik, mengingat pertimbangan rahasia negara dalam jatuhya pesawat buatan Brasil tersebut.

“Ada yang terbuka, ada yang rahasia, karena rahasia negara untuk alutsista, masalah nasional,” ujar Ryamizard di Komplek Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (12/2).

Namun, saat ditanya apakah penyebab kecelakaan juga merupakan rahasia negara, Ryamizard mengatakan akan mengkaji lagi.

Menurut Ryamizard, hasil penyelidikan akan memakan waktu berbulan-bulan.

Menhan menyebut, untuk pembelian Super Tucano Indonesia telah menerima 12 pesawat (satu jatuh) dari 16 yang dipesan dari Brasil. Sisanya akan datang dalam beberapa bulan ke depan.

Ia tidak bisa bisa memastikan apakah sisa pesawat yang akan datang tidak mengalami masalah, untuk itu ia meminta teknisi pesawat asal Brasil untuk datang ke Indonesia sekaligus ikut dalam proses investigasi. Dalam investigasi itu pula, Irjen Kemenhan akan ia ikutkan.

“Nanti hasil pemeriksaan dilihat (apakah empat pesawat dan sisanya bermasalah atau tidak), karena pesawatnya sudah dibuat 650 unit, laku pesawatnya, kalau mesin kita pertanyakan, orang dari Brasil kita suruh datang ke sini, membantu melakukan investigasi,” tegasnya.

Terkait permintaan DPR agar seluruh alutsista dilakukan audit sehingga tidak lagi ada kejadian serupa Ryamizard mengaku telah secara rutin melakukan audit.

Audit yang dilakukan, kata Ryamizard, berupa peninjauan ke industri petahanan yakni PT Pindad dan PT DI, atau ke hanggar-hanggar pesawat milik TNI AU.

“Pesawat kondisinya bagus, makanya kita lihat (dari hasil investigasi) ini baru (beli 2013) kok jatuh,” tukasnya.

Ia pun enggan berandai-andai mengapa dalam tiga bulan terakhir terjadi dua kali kecelakaan pesawat yang masih dibeli dalam kondisi baru. Seperti diketahui pesawat T-50i Golden Eagle milik TNI AU juga jatuh pada Desember lalu dalam gelaran Gebyar Dirgantara TNI AU di Yogyakarta.

“Kalau saya lihat (yang Golden Eagle) kesalahan teknik orang, itu saya tahu dari KSAU,” sebutnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya