Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PENANGANAN bencana alam dalam kerangka Asean bertujuan untuk menguatkan kerja sama regional yang sudah terjalin. Pertalian tersebut diperlukan guna meningkatkan kedamaian, stabilitas, kemajuan regional, serta saling memupuk persaudaraan dan solidaritas, terutama saat salah satu anggota mengalami bencana.
Pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto itu dibacakan oleh Kepala Staf Umum TNI Letjen Joni Supriyanto di sela-sela forum ke-16 Asean Chiefs of Defense Forces Meeting (ACDFM) 2019, di Pattaya, Thailand, Kamis (7/3). Acara tersebut dihadiri para panglima angkatan bersenjata di wilayah Asean.
Baca juga: Moeldoko: TNI Jangan Diposisikan Sebagai Musuh Bersama
Forum ACDFM ke-16 diakuinya dapat meningkatkan kerja sama dan memperkuat kemitraan strategis, dengan dilandasi solidaritas Asean, khususnya dalam rangka membangun kawasan yang aman, damai, tenteram, dan sejahtera.
Hadi mengatakan, TNI prinsipnya tetap menitikberatkan pada penanganan dan penanggulangan bencana alam. Ia menilai isu bencana alam merupakan tantangan global yang tentu mendapat perhatian khusus dari pemimpin negara-negara di Asean.
Menurut dia, Asia Tenggara merupakan suatu kawasan rawan bencana yang disebabkan oleh kondisi geografis dan geologi, serta perubahan iklim dunia yang memengaruhi iklim setiap negara. "Karena bencana alam telah mengakibatkan kerugian yang berdampak terhadap peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara," katanya melalui keterangan tertulis dari Pusat Penerangan TNI, Jumat (8/3).
Mantan Kepala Staf TNI AU, itu menambahkan penanganan bencana alam telah menjadi topik penting dan dapat dijadikan momentum bagi pembangunan masyarakat Asean yang saling peduli dan berbagi. Topik yang mengemuka pun bervariatif, seperti upaya kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan wilayah terdampak bencana.
Lebih jauh, terang dia, merujuk kesepakatan pada pertemuan menteri luar negeri Asean mengenai pembentukan Standby Force guna penanganan bencana alam, beberapa waktu lalu, Indonesia menyatakan siap mendukung pembentukan wadah tersebut oleh setiap negara anggota Asean.
"Apabila terjadi bencana besar di negara anggota Asean dan jika diperlukan, maka satuan-satuan Standby Force tersebut dapat secara bersama melaksanakan penanggulangan bencana, serta bantuan kemanusiaan di negara manapun."
Hadi meyakini bahwa interaksi regional terpadu nantinya dapat memberikan kekuatan baru dalam mengendalikan wilayah secara baik, serta akan berfungsi sebagai suatu platform dalam menemukan upaya serta solusi melalui berbagai bentuk kerja sama bilateral maupun multilateral.
Baca juga: Moeldoko Pastikan Jokowi Tidak Akan Kembalikan Dwifungsi ABRI
Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand Jenderal Ponpipaat Benyasri selaku Ketua Sidang ACDMF ke-16, menuturkan kegiatan yang mengusung tema Sustainable Security, itu dilandasi adanya kesamaan pandangan bahwa pentingnya membangun kepercayaan antarnegara Asean, serta upaya menyosialisasikan kerja sama guna menghadapi dan mengatasi tantangan yang ada.
“Dengan dukungan yang berkelanjutan, kita dapat saling membantu untuk membangun kapasitas, membawa perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di wilayah ASEAN," pungkas Jenderal Ponpipaat. (OL-6)
KOMANDO Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) menjadi satuan pertama di Indonesia yang mengembangkan dan menguasai kemampuan terjun bebas menggunakan wingsuit.
Letjen TNI Novi Helmy memutuskan untuk tetap melanjutkan pengabdiannya di lingkungan TNI
Pemerintah saat ini sedang menunjukkan komitmen besar untuk mendorong kemandirian industri pertahanan
Komnas HAM mencatat bahwa institusi Polri menjadi institusi yang paling banyak diadukan dalam dugaan praktik penyiksaan sepanjang periode 2020 hingga 2024.
Pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6) pagi ini, dinyatakan aman setelah mendapatkan ancaman bom.
LULUSAN Akademi Militer tahun 1998 dari korps Kopassus, Kolonel Inf Kurniawan meraih predikat Distinguished Graduate di program CISA National Defense University, Amerika Serikat (AS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved