Anggota Komisi I DPR RI, Syarief Hasan berharap Duta Besar Republik Indonesia untuk negara sahabat dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ia ingin Dubes terpilih dapat mengusai seluruh bidang tentang Indonesia, baik ekonomi, politik serta hukum.
"Dubes itu kan representasi pemerintah. Dia harus mengusai bidang sosial, ekonomi, politik, hukum, ham. Dia harus tahu semua," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/9).
Sehingga, Dubes terpilih nantinya tidak buta tentang Indonesia. Serta, dapat menjelaskan segala hal tentang Indonesia kepada negara sahabat tempatnya bertugas.
"Ketika negara lain bertanya apapun tentang Indonesia, dia harus bisa menjawab. Dia itu pintu gerbang," pungkas dia.
Seperti diketahui, Komisi I DPR RI kembali melanjutkan uji kelayakan dan kepatutan terhadap enam orang calon Duta Besar Republik Indonesia hari ini, Kamis 17 September. Keenam orang ini merupakan yang terakhir dari total 33 orang calon Dubes RI yang diserahkan kepada DPR. Komisi I sebelumnya juga telah menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan terhadap 27 orang calon Dubes RI.
Dari 33 orang calon Dubes RI ini, Komisi I akan memberikan rekomendasi dan catatan kepada Presiden Joko Widodo untuk memilih pembantunya yang bertugas di negara-negara sahabat.
"Ini tinggal enam orang dari 33 (calon Dubes RI), kita sudah (selesai uji kelayakan dan kepatutan) 27 calon Dubes. Nanti enam orang akan selesai hari ini," kata Wakik Ketua Komisi I Tantowi Yahya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis pagi.
Berikut daftar lengkap nama calon yang diajukan ke DPR.
1. Hasan Bagis, S.E., M.Sc, untuk Uni Emirat Arab
2. Dra. Hj. Safira Machrusah, M.A. untuk Aljazair
3. Drs. Bambang Antarikso, M.A., untuk Irak
4. Drs. H. Husnan Bey Fananie, M.A, untuk Azerbaijan
5. Drs. Ahmad Rusdi, untuk Kerajaan Thailand
6. Drs. Yuri Octavian Thamrin, untuk Kerajaan Belgia dan merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa
7. Drs. Helmy Fauzi, untuk Republik Mesir
8. Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Wittoeng, untuk Republik Bolivarian Venezuela
9. Mansyur Pangeran, S.H. untuk Republik Senegal
10. Drs. I Gusti Agung Wesaka Puja, M.A., untuk Kerajaan Belanda merangkap OPCW
11. Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehab, S.IP., untuk Qatar
12. Ibnu Hadi, S.E, M.Ec, untuk Republik Sosialis Vietnam
13. Alfred Tanduk Palembangan, S.H., untuk Republik Kuba
14. Wiwiek Setyawati Firman, S.H., untuk Republik Finlandia
15. Drs. Iwan Suyudhie Amri, untuk Republik Islam Pakistan
16. Muhammad Ibnu Said, S.H., untuk Kerajaan Denmark
17. Dr. Rizal Sukma, untuk Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia
18. Drs. Tito Dos Santos Baptista, untuk Republik Mozambique
19. Drs. Mohammad Wahid Supriyadi, untuk Federasi Rusia
20. Musthofa Taufik Abdul Latif, B.A., M.A., untuk Kesultanan Oman
21. Drs. R Soehardjono Sastromihardjo, M.A., untuk Republik Kenya
22. Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso, S.E., untuk Republik Panama
23. Dian Triansyah Djani, S.E., M.A., Perutusan Tetap PBB
24. Dra. Diennaryati Tjokrisuprihatono, M.Psi., untuk Republik Ekuador
25. Drs. H. Agus Maftuh Abegebriel, M.A., untuk Kerajaan Arab Saudi
26. Amelia Achmad Yani, untuk Bosnia-Herzegovina
27. I Gede Ngurah Swajaya, S.H., M.A., untuk Republik Singapura
28. Sri Astari Rasjid, untuk Republik Bulgaria
29. R Bagas Hapsoro, S.H., M..A., untuk Kerajaan Swedia
30. Octavino Alimudin, S.H., LL.M., untuk Republik Islam Iran
31. Drs. Antonius Agus Sriyono, untuk Tahta Suci Vatican