Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Fahri: Syarat Nyaleg di PKS Langgar Konstitusi

Golda Eksa
13/7/2018 20:05
Fahri: Syarat Nyaleg di PKS Langgar Konstitusi
(MI/Susanto)

WAKIL Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara terkait polemik syarat bakal calon anggota legislatif yang dikeluarkan Presiden PKS Sohibul Iman. Keharusan mengundurkan diri yang tertera di surat bertanggal kosong itu dianggap menyalahi ketentuan sistem demokrasi dan mekanisme pemilu.

Walhasil, realitas tersebut menyebabkan banyaknya calon anggota legislatif dari PKS yang terpaksa mengurungkan niat untuk berkompetisi merebut kursi wakil rakyat.

"Bagaimana cara Anda menjadi wakil rakyat sementara nyawa Anda dipegang partai? Itulah tindakan menentang UUD dari PKS. Ini menentang UUD. Mereka menganggap itu persoalan organisasi. Enggak bisa!," ujar Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/7).

"Banyak sekali (bacaleg mundur). Saya kira bisa-bisa PKS ini enggak bisa maju gara gara calegnya mundur semua. Bagaimana Anda mau jadi caleg sementara nyawa Anda enggak di situ. Hak rakyat sudah diambil, sudah diijon, ya kan," tambah dia.

Menurut dia, sangat tidak demokratis apabila PKS membuat keputusan wajib mengundurkan diri yang seolah-olah dianggap sebagai bentuk ketaatan dari para kadernya. Fahri mengingatkan sejatinya pimpinan PKS dapat berpikir bahwa kebutuhan tersebut untuk kepentingan rakyat dan bukan organisasi.

Ia pun menyebut pimpinan PKS tidak terbiasa hidup di alam demokrasi. Fahri pun menegaskan keputusan yang dikeluarkan Sohibul Iman tidak masuk akal karena terang-terangan mengambil suara rakyat.

"Dia hidup dalam dirinya sendiri. Dia menganggap keputusan partai itu setinggi-tinggi keputusan bahkan bisa mengalahkan logika dan mekanisme demokrasi, termasuk konstitusi dan UU, enggak boleh. Suara orang itu enggak bisa diijon. Itu, kan suara rakyat."

Jika keputusan surat pengunduran diri dipegang oleh partai, imbuh dia, dikawatirkan publik tidak bersedia memilih kandidat tersebut. Itu dapat terjadi karena faktanya 'nyawa' bakal calon PKS berada di tangan partai yang menaunginya.

"Kita bisa mengumumkan kepada publik, jangan pilih calon dari PKS. Kenapa? kalau Anda pilih, karena nyawanya sudah dipegang oleh partainya kok. Ngawurkan pimpinan PKS itu. Ini yang saya bilang di mereka tidak ada logikanya, yang ada hasrat menghabiskan lawan. Pokoknya ingin menang, menang dengan segala cara termasuk melanggar UU," tandasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya