Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Perempuan, Benteng Keluarga Cegah Radikalisme

Dhika kusuma winata
05/7/2018 20:00
Perempuan, Benteng Keluarga Cegah Radikalisme
(ANT/Andreas Fitri Atmoko)

KASUS Bom Surabaya yang melibatkan perempuan dan anak dalam satu keluarga menjadi perhatian semua pihak lantaran rentannya keluarga terpengaruhi radikalisme. Semestinya, radikalisme bisa dideteksi dini dan perempuan bisa menjadi benteng keluarga untuk menangkalnya.

"Perempuan adalah fondasi bangsa ini. Perempuan mendidik, mengasuh, dan membangun watak anak-anak kita ini. Peran perempuan sebagai ibu penting untuk mengawasi anak-anak kita," uajr Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dalam seminar yang digelar Lingkar Perempuan Nusantara, di Jakarta, Kamis (5/7).

Menurut Suhardi, modus operandi aksi teror kian berkembang. Perempuan dan anak mulai dimanfaatkan langsung dalam aksi serangan seperti yang terjadi di Surabaya, Mei lalu. Contoh lain, ialah aksi bom JW Marriot 2009 yang melibatkan pelajar sekolah berusia 18 tahun.

"Anak-anak secara emosional belum stabil dan secara pengetahuan ingin terus maju sehingga rentan disusupi paham radikal," imbuhnya.

Karena itu, lanjutnya, kewaspadaan di lingkup keluarga perlu ditingkatkan. Orang tua, khususnya ibu, menurut Suhardi, perlu lebih memperhatikan perkembangan anak agar bisa mengetahui jika ditemukan gejala radikalisme. Secara perilaku, gejala tersebut bisa teramati ketika anak cenderung menutup diri, memiliki sikap intoleran, dan berpandangan takfiri.

"Perlu lebih diperhatikan putra-putri kita untuk deteksi awal sehingga bisa dicarikan jalan keluarnya," tambahnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya