Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PARTAI koalisi pemerintah disarankan memunculkan sosok calon wakil presiden penerus Jusuf Kalla. Sebab, JK adalah wakil presiden yang komplet baik dari sisi kematangan maupun pengalaman politik.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Muradi, tak sepakat dengan wacana memajukan kembali Jusuf Kalla sebagai cawapres Joko Widodo di Pilpres 2019.
"Ya, saya kira masalah utama Pak JK itu adalah fisik dan usia. Saya termasuk yang tidak setuju kalau pak JK dipasangkan kembali (dengan Jokowi)," kata Muradi dalam program Primetalk MetroTV, Kamis (3/5).
Menurut Muradi, Jokowi butuh cawapres yang lebih cekatan jika terpilih kembali sebagai presiden.
"Kalau terpilih kembali untuk periode kedua, saya kira Jokowi butuh pendamping yang larinya sama. Pak Jokowi harus bisa bekerja double (dari periode sekarang) untuk mewujudkan semua janji-janjinya," kata Muradi.
Muradi mengakui JK sosok yang komplet untuk mendampingi Jokowi. JK memenuhi kriteria sebagai sosok yang nasionalis-religius.
"Saya berharap partai koalisi bisa menampilkan wajah-wajah baru namun dengan sosok yang serupa Pak JK, karena beliau ini paket komplet," pungkasnya.
Senada, Sekjen PPP, Arsul Sani, juga sependapat JK adalah sosok yang lengkap untuk disandingkan dengan Jokowi. Namun, Arsul mengatakan wacana menduetkan kembali Jokowi dengan JK masih terbentur konstitusi.
"Persoalan dengan Pak JK itu ada pada persoalan konstitusional. Ada beberapa elemen masyarakat yang menggugat (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Kalau MK mengabulkan, tentu ini (memasangkan Jokowi dan JK) bisa jadi pertimbangan. Tapi sekali lagi ini balik lagi ke Pak Jokowi," kata Asrul. (Medcom/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved