Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Indonesia Total Atasi Krisis Rohingya

Rudy Polycarpus
04/9/2017 05:52
Indonesia Total Atasi Krisis Rohingya
(Grafis/Caksono)

PRESIDEN Joko Widodo menyesalkan kekerasan yang terjadi pada warga etnik minoritas Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Presiden mendesak krisis kemanusian itu segera dihentikan.

Presiden, yang didampingi Menko Polhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno, dan Wamenlu Abudurrahman Muhammad Fachir, menyampaikan itu dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, kemarin.

"Saya dan seluruh rakyat Indonesia menyesalkan kekerasan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Perlu sebuah aksi nyata, tidak hanya kecaman-kecaman," ujarnya.

Presiden mengatakan telah menunjuk Menlu Retno Marsudi sebagai utusan khusus Indonesia untuk mendesak pemerintah Myanmar agar menghentikan kekerasan terhadap etnik Rohingya.

Kepada Retno, Jokowi menginstruksikan agar menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak termasuk Sekjen PBB Antonio Guterres dan Komisi Penasihat Khusus untuk Rakhine State Koffi Annan. "Sore tadi (kemarin sore) Menteri Luar Negeri berangkat ke Myanmar untuk meminta pemerintah Myanmar menghentikan dan mencegah kekerasan, memberikan perlindungan kepada semua warga termasuk muslim di Myanmar dan akses bantuan kemanusiaan," tandasnya.

Presiden juga memerintahkan Retno terbang ke Dhaka, Bangladesh, untuk menyiapkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi yang berada di negara tersebut. "Kita harapkan minggu ini kita akan mengirim lagi bantuan makanan dan obat-obatan. Sekali lagi, kekerasan, krisis kemanusiaan ini harus segera dihentikan."

Dari hulu dan hilir
Menlu Retno hari ini akan menemui Konselor Negara/Menlu Myanmar Daw Aung San Suu Kyi untuk membawa misi kemanusiaan. Aung San Suu Kyi juga pemimpin Partai Liga Demokrasi Nasional, partai mayoritas di parlemen Myanmar. Kunjungan Retno berlangsung 4-5 September. "Menyikapi situasi yang memanas di Rakhine State, pemerintah Indonesia mengambil berbagai langkah guna mendorong pemerintah Myanmar untuk segera memulihkan keamanan dan stabilitas di Rakhine State," ujar Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, sebelum bertolak ke Myanmar, kemarin.

Menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu, Indonesia akan melakukan pendekatan komprehensif untuk menyelesaikan tragedi kemanusiaan yang menimpa etnik Rohingya, baik secara politik maupun bantuan kemanusiaan. "Jadi sekali lagi, hulu, hilir, semua kita coba bantu."

Secara terpisah, Amnesti Internasional Indonesia mengungkapkan situasi di Rakhine makin memprihatinkan pada akhir Agustus 2017. Itu terjadi setelah eskalasi konflik antara tentara Myanmar dan kelompok bersenjata Rohingya.

Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid mengatakan puluhan ribu penduduk yang mayoritas komunitas Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh. "Konflik menewaskan sedikitnya 400 warga sipil," kata Usman di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, pejabat keamanan Myanmar dan gerilyawan Rohingya saling tuduh telah melakukan kekejaman. Militer mengatakan hampir 400 orang, kebanyakan dari mereka ialah gerilyawan, tewas dalam bentrokan.

Seorang etnik Rohingya, Karim, menuturkan pada Sabtu (2/9) dia membayar sekitar US$150 untuk setiap anggota keluarganya agar bisa diselundupkan dengan sebuah kapal kayu ke Bangladesh setelah tentara Myanmar membunuh 110 warga Rohingya di Desa Kunnapara, dekat kota pesisir Maungdaw. (AP/Arv/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya