Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA dinilai mampu bersaing dalam berbagai bidang dengan negara-negara lain. Hal ini tak terlepas karena Indonesia memiliki anak-anak muda yang menjadi sumber kekuatan luar biasa untuk kemajuan bangsa.
“Kita harus percaya pada kekuatan bangsa kita sendiri. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita mampu untuk meraih kemajuan. Dulu kita takut terhadap masuknya bank-bank asing ke negeri kita. Ternyata bank-bank nasional kita mampu bersaing dan kini telah menjadi bank-bank yang besar, dan modern. Kita memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa yakni anak-anak muda,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pada sidang tahunan DPD RI dan DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Menurut dia, selama ini sudah banyak capaian yang diukir anak-anak muda untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Capaian tersebut antara lain, menjadi juara olimpiade matematika, fisika, dan biologi.
Anak-anak muda Indonesia, kata dia, juga telah menunjukan prestasinya, mulai dari menjadi juara hafidz Alquran, berprestasi dalam karya robotik, sangat inovatif sebagai start-up, dan kreatif dalam berkesenian sampai di panggung-panggung dunia.
“Demikian pula dengan industri kreatif dan film-film nasional kita, yang banyak digerakkan oleh anak-anak muda, semakin digemari dan ditonton oleh banyak orang,” kata dia.
Namun, ia mengingatkan agar segala capaian itu tidak membuat semua pihak terlena dancepat puas diri. Karena, masih banyak pekerjaan yang belum tuntas.
“Masih banyak janji kemerdekaan yang harus kita tunaikan,” ucap dia.
Menurut dia, tak mungkin Indonesia maju bila kesejahteraan rakyat belum merata. Sehingga, masih ada rumah-rumah rakyat di seluruh pelosok nusantara tidak menikmati aliran listrik, biaya logistik mahal.
Ia pun memandang Indonesia tak mungkin menjadi Poros Maritim Dunia, bila tidak mempunyai pelabuhan-pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal-kapal besar yang mengangkut produk-produk lokal.
“Tidak akan mungkin menjadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengairi lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru Tanah Air, sangat terbatas,” tambah dia.
Ia menilai Indonesia juga kini sedang menghadapi tantangan untuk terbebas dari jebakan sumber daya alam. Setelah selesainya booming migas di 1970-an, selesainya booming kayu di tahun 1990an, era booming mineral juga telah berakhir. Bahkan, kata dia, beberapa komoditas lainnya merosot tajam.
“Karena itu kita harus berubah,” tegas dia.
Ia menegaskan, Indonesia harus menyelesaikan segala tantangan ini dengan cepat. Indonesia, kata dia, harus tegas menjaga kedaulatan NKRI, perairan, perbatasan hingga sumber daya manusia.
“Kita harus berani melawan pencurian sumber daya laut kita. Kita berani menenggelamkan kapal ilegal untuk melindungi nelayan kita. Kita harus berani menjaga setiap jengkal bumi pertiwi untuk kemakmuran rakyat kita. Kita berani bubarkan Petral. Kita berani alihkan subsidi untuk hal-hal yang produktif. Kita tegas menyatakan perang pada bandar-bandar narkoba yang merusak masa depan generasi muda kita. Kita harus tegas menghadapi infiltrasi ideologi seperti ekstrimisme, radikalisme, terorisme yang merusak sendi-sendi negara kita,” pungkas dia. (MTVN/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved