Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Surili si Pemalu yang Mulai Dikenal

Gnr/R-2
19/9/2016 11:14
Surili si Pemalu  yang Mulai Dikenal
(Surili, maskot PON XIX Jawa Barat -- ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

SEBAGAI maskot Pekan ­Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat, surili (Presbytis comate), hewan endemik Jawa Barat, ternyata sebelumnya tak terlalu dikenal masyarakat Tanah Pasundan. Sebagai hewan yang hampir punah, kera pemalu tersebut memang bukan satwa yang kerap dijumpai di alam liar.

Namun, karena keunikan dan merupakan satwa asli Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya menetapkan surili sebagai maskot multiajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut. Pemprov pun menamai dua ekor surili itu dengan nama Lili dan Lala, dan didandani dengan busana khas Jawa Barat untuk menjadi maskot PON XIX/2016.

Sebagai maskot, surili yang juga didandani dengan berbagai atribut cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PON XIX/2016 Jabar juga mulai dikenalkan ke masyarakat melalui media sosialisai PON XIX/2016 berupa spanduk, baliho, dan banner di sejumlah sudut kota di Jawa Barat dan beberapa kota besar lain di Indonesia.

Surili yang merupakan karya pemenang sayembara maskot PON XIX/2016 Jabar, Tony Suhendar, yang berasal dari Kota Bandung, juga mewakili karakter cageur, bageur, bener, jeung pinter, yang berarti sehat, murah hati, benar, dan pandai dalam bahasa Indonesia. Karakter itu diharapkan tecermin dalam diri masyarakat Jawa barat.

Karena kelangkaannya, surili dipilih sebagai maskot, juga dimaksudkan sebagai sarana promosi untuk melindungi keberadaan surili.

Dengan demikian, keberadaan surili yang diperkirakan tak sampai 10 ribu ekor di alam liar dapat ikut dilestarikan masyarakat luas, bukan hanya oleh warga Jawa Barat, melainkan juga seluruh warga negara Indonesia.

Untuk melihat surili liar saat ini, beberapa tempat yang bisa dijadikan rekomendasi ialah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Halimun-Salak, Hutan Lindung Situ Lembang, Cagar Alam Kawah Kamojang, dan Cagar Alam Rawa Danau. Surili hidup di hutan hujan tropis primer maupun sekunder mulai hutan pantai yang berketinggian 0 meter di atas permukaan laut (mdpl), hutan bakau, sampai hutan pegunungan.

“Surili diharapkan dapat membangkitkan kesadaran, rasa memiliki, kepedulian, dan kecintaan seluruh warga Jawa Barat khususnya dan bangsa Indonesia,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (Gnr/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya