Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
RENCANA pemerintah merenovasi Stadion Madya Gelora Bung Karno untuk tempat pertandingan cabang olahraga atletik mendapat penentangan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA). Wakil Presiden Kehormatan OCA, Wei Jizhong, menilai Stadion Madya yang juga menjadi arena pemusatan latihan nasional (pelatnas) atletik terlalu kecil.
Menurut dia, untuk bisa menyelenggarakan ajang internasional sekelas Asian Games, sebuah arena atletik harus memiliki 8-10 lintasan lari dan berdaya tampung minimal 20 ribu tempat duduk. Dalam venue atletik juga harus disediakan tempat untuk penyiaran internasional.
Stadion Madya saat ini hanya berkapasitas 10 ribu tempat duduk. Itu sebabnya Jizhong meminta tempat pertandingan atletik dikaji ulang. “Kami belum bisa memutuskan karena ini menjadi sebuah isu yang akan dbahas kembali. Tapi, menurut saya, venue di Stadion Madya terlalu kecil,” kata mantan Wakil Ketua Komite Olimpiade Tiongkok itu setelah meninjau Stadion Utama GBK, Stadion Madya, dan stadion renang.
Direktur Utama Pusat Pengelola Kawasan GBK, Winarto, mengungkapkan, sebelumnya ada dua opsi untuk menggelar cabang atletik, yaitu di SUGBK yang menjadi stadion utama penyelenggaraan Asian Games dan Stadion Madya yang merupakan venue atletik mandiri.
Keputusan untuk menyelenggarakan di Stadion Madya, menurutnya, karena pihaknya berpatokan pada efisiensi penggunaan tempat pertandingan.
“Kalau SUGBK diperbaiki lintasan atletiknya, biayanya sangat mahal dan pula akan mubazir karena hanya digunakan sekali. Karena itu, ada pemikiran untuk merenovasi Stadion Madya agar memenuhi standar internasional. Kalau sekarang dibilang tidak memenuhi standar, itu sudah pasti. Kalau mau diselenggarakan di sana, perlu banyak hal yang harus ditingkatkan.”
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menegaskan tidak ada masalah jika venue pertandingan atletik harus dipindahkan dari rencana semula digelar di Stadion Madya. Menurut dia, di Stadion Madya atau di SUGBK sama-sama sudah sesuai dengan pola penganggaran kementeriannya yang ditugasi masalah infrastruktur Asian Games 2018.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Satuan Tugas Infrastruktur Asian Games 2018, Imam Santoso Ernawi, mengatakan akan segera membahas usulan OCA mengenai venue atletik. Satgas akan membahasnya bersama dengan Kemenpora, PPK GBK, dan PB PASI.
Aspek keamanan
Basuki menambahkan, dari kunjungan yang dilakukan OCA di kawasan GBK, selain venue atletik, juga disinggung mengenai keamanan balkon VIP di SUGBK yang akan ditempati sejumlah kepala negara yang menghadiri upacara pembukaan dan penutupan.
“Tadi sempat ditanyakan oleh OCA, apakah ada antipeluru atau sebagainya, tapi itu sudah dibahas oleh satgas. Proses pembangunan masih sesuai dengan rencana dan tidak akan molor. Kunjungan OCA ini justru memberikan pendapat atau saran yang menyederhanakan,” tandas Basuki. (R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved