Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Penghuni Terakhir Ingin Bertahan

02/3/2016 05:40
Penghuni Terakhir Ingin Bertahan
(AFP/YASUSYOSHI CHIBA)

MARCIO Lemos masih terdaftar tinggal di Avenida Autodromo 68. Namun, itu tidak untuk waktu yang lama. Buldoser sudah dijadwalkan menggusur rumahnya pekan ini agar pembangunan Olympic Park bisa jalan terus.

Rumah kecil bercat hijau itu satu-satunya rumah yang berdiri, meskipun sudah tidak beratap. Sementara itu, area di sekitar rumah Lemos sudah berubah menjadi bangunan pendukung Olimpiade 2016, pada 5-21 Agustus mendatang.

Lahan bekas rumah Lemos bakal dijadikan lahan parkir. “Saya satu-satunya warga yang masih tinggal di lahan bakal Olympic Park. Apakah Anda pikir mereka akan tetap membiarkan saya tinggal di sini?’’ kata Lemos, 59, dengan suara bergetar. “Jika ada peluang kecil untuk tetap di sini, saya akan ambil.’’

Rumahnya yang dikelilingi bangunan Olympic Park yang sudah jadi tidak bisa ditempati lagi karena aliran listrik dan gas telah diputus sejak penggusuran dimulai April 2015 lalu. Lemos telah mengungsi dengan ibunya yang berusia 82 tahun ke bagian lain Rio de Janeiro.

Lemos sering menengok rumahnya yang telah dia tempati 15 tahun terakhir itu. Untuk masuk ke rumahnya yang sudah tidak utuh itu, dia mesti melewati bangunan yang luas. Para pekerja yang ada sebelum pintu utama kerap menyapanya dengan ramah saat dia lewat. Setelah melewati pintu utama, dia mesti dikawal sekuriti menuju rumahnya. Sekuriti tetap mengawasi Lemos hingga dia meninggalkan rumahnya.

Lemos mewarisi rumah itu dari kakeknya saat masih dikenal sebagai Vila Autodromo. Autodromo merupakan tempat tinggal warga kelas pekerja yang disebut sebagai favela. Favela itu bebas narkoba dan kriminal. Di favela yang berada dekat laguna indah itu terdapat 600 rumah. Namun, sejak Brasil resmi menjadi tuan rumah Olimpiade, proyek Olympic Park dan Olympic Village, memaksa para warga pindah.

Kebanyakan eks warga Autodromo menerima kompensasi dari wali kota berupa uang tunai atau apartemen baru. “Mereka menawarkan 900 ribu reais (sekitar Rp2,9 miliar), tetapi mereka boleh pergi ke neraka!’’ klaim Lemos.

Lemos tidak puas karena tidak diberi pilihan apartemen atau rumah baru serta uang lebih banyak seperti para tetangganya. Lemos menyaksikan sendiri rumah-rumah tetangganya dirubuhkan. Rumah Pedro Berto ialah yang terakhir dirubuhkan, pekan lalu. Selanjutnya ialah rumah Lemos. (Denny PS/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya