Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga dipastikan akan mengumumkan nama-nama cabang prioritas bulan depan. Pasalnya, sejak Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dibubarkan, nama-nama cabang yang diprioritaskan untuk tampil di Asian Games Jakarta-Palembang 2018 itu semakin tidak jelas. Sebelumnya, Satlak Prima menyebut ada 23 dari 40 cabang olahraga yang akan difokuskan untuk tampil pada multiajang itu. Namun, KONI yang belakangan ditunjuk sebagai pengganti Satlak Prima sebagai pengawas pelatnas hanya menyebut ada 16 cabang yang jadi prioritas.
Menurut Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto, apa saja cabang yang diprioritaskan itu belum diketahui. Jumlahnya pun bisa jadi berkurang atau lebih dari yang sudah ditentukan Satlak Prima. "Kami akan lihat cabang yang berpeluang menyumbang medali emas di Asian Games dan mengkajinya. Lalu kami laporkan ke Menpora dan diputuskan olehnya mana yang prioritas," kata Gatot di Gedung Kemenpora, seusai bertemu dengan KONI dan pengurus induk cabang olahraga, Senin (6/11). Seluruh cabang prioritas itu dipastikan bakal memiliki perlakuan berbeda ketimbang cabang nonprioritas.
Gatot mengungkapkan ada penjelasan khusus mengenai itu yang dikeluarkan pihaknya. Selain itu, imbuhnya, Kemenpora juga akan menerbitkan panduan teknis yang bisa jadi pedoman bagi seluruh cabang dalam mengajukan permohonan anggaran dan usulan kegiatan.
Panduan tersebut saat ini baru berupa bahan kajian dan belum dipastikan bakal menjadi peraturan menteri atau bentuk regulasi lainnya. Gatot menjanjikan pedoman teknis itu akan diserahkan kepada semua cabang.
Tunggu implementasi
Di saat sama, sejumlah pengurus induk cabang olahraga (PP/PB) mengaku tidak tahu soal pemilihan cabang prioritas itu. Mereka hanya dijelaskan Kemenpora mengenai ringkasnya aturan sekarang tentang segala permohonan. Manajer tim karate Zulkarnaen Purba yang mengikuti pertemuan itu mengatakan pihaknya kini menunggu implementasi dari janji Kemenpora yang akan mempermudah urusan atlet saat mempersiapkan diri untuk mengikuti Asian Games. Apalagi, akan ada banyak kegiatan yang akan diikuti pelatnas karate ke luar negeri.
"Tahun depan kami akan ke Prancis, Belanda, dan Jepang. Itu semua try out dan dalam rangka mengumpulkan poin untuk bisa masuk Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Kami ingin lihat sependek apa sih birokrasi sekarang." Dari cabang angkat besi, kepala pelatih Dirja Wihardja menilai terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) 95/2017 tentang Peningkatan Prestasi Atlet memang terlihat lebih menyederhanakan proses pengadaan kebutuhan atlet. Senada dengan Dirja, kepala pelatih taekwondo Rahmi Kurnia juga menyatakan sudah jelas mengenai perpres tersebut.
"Walau Satlak Prima dibubarkan, kegiatan atlet tetap berjalan," kata dia. Wakil Ketua KONI Inugroho menyatakan kini tiap cabang mendapat wewenang penuh untuk mengatur program. Komunikasi dengan Kemenpora pun tidak lagi harus melalui banyak pintu. (R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved