Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KETUA Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Sutjipto menyatakan masih ada kesempatan bagi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 untuk mengubah keputusan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) mengenai nomor pertandingan.
Sutjipto menjelaskan hal tersebut setelah menghadiri pertemuan INASGOC dengan OCA di Turkmenistan, pekan lalu. Pertemuan dengan OCA akan segera dilaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) selaku Dewan Pengarah Inasgoc. “Sepertinya, akan ada pertemuan antara Pak JK dan Ketua OCA terkait dengan nomor pertandingan. Hasilnya, bisa jadi ada perubahan nomor pertandingan atau bisa saja tidak ada perubahan,” ujar Sutjipto di Jakarta, Rabu (27/9).
Sebelumnya, Inasgoc menyatakan tidak ada lagi negosiasi mengenai nomor pertandingan. Ada 462 nomor pertandingan di Asian Games 2018 dan berasal dari 40 cabang olahraga serta 67 disiplin. Dalam pertemuan dengan OCA di Turkmenistan, Sutjipto menuturkan terdapat perbedaan pandangan mengenai penetapan nomor pertandingan antara OCA dan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara Asian Games 2018. “Ada desakan dari Dewan Olimpiade Dunia (IOC) kepada OCA untuk menyesuaikan nomor pertandingan dengan Olimpiade 2020 yang akan digelar di Tokyo, Jepang,” kata Sutjipto.
“Sementara Indonesia, berpatokan dengan Olimpiade Rio de Janeiro di Brasil pada tahun lalu dan Asian Games 2014 di Korea Selatan. Namun, sekali lagi kita lihat pertemuan antara Pak Jusuf Kalla dan OCA,” jelasnya. Saat dimintai tanggapan mengenai keluhan dari sejumlah cabang soal hilangnya nomor pertandingan andalan, Sutjipto menyatakan dirinya tidak menandatangani dokumen perihal jumlah cabang, disiplin, dan nomor pertandingan di Turkmenistan. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Inasgoc Eris Herryanto mengatakan pihak yang menandatangani kesepakatan soal jumlah cabang dan nomor pertandingan adalah Ketua Satlak Prima dan Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto.
23 cabang prioritas
Sutjipto mengatakan pihaknya telah mengajukan 23 cabang yang menjadi prioritas. Dua cabang yang terdiri dari soft tennis dan roller skate masih dalam pertimbangan. Sementara itu, 21 cabor lainnya telah menjalani pemusatan latihan nasional selepas SEA Games 2017 hingga Desember. Cabang yang menjadi prioritas dalam pelatnas ialah sepeda, jet ski, judo, karate, pencak silat, wushu, paralayang, dayung, menembak, kano, bridge, tinju, boling, atletik, panahan, badminton, renang, taekwondo, panjat tebing, angkat besi, dan voli pantai.
“Cabang-cabang tersebut diberikan akses yang istilahnya, world performance. Jadi, latihan, pelatih, dan kompetisi uji coba harus kelas dunia,” tutur Sutjipto. Namun, Sutjipto belum mau menginformasikan target yang diharapkan dari cabang prioritas itu. Dia juga menanggapi soal target 10 medali emas. (Beo/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved