Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Indonesia Harus Berbenah

Nurul Fadillah
31/8/2017 02:16
Indonesia Harus Berbenah
(Dok MI)

PADA hari terakhir perhelatan SEA Games Kuala Lumpur 2017, tidak satu pun emas diraih kontingen Indonesia. Tim 'Merah Putih' pun gagal memperbaiki prestasi di multiajang Asia Tenggara itu. Dari tiga cabang yang dipertandingkan, yaitu angkat besi, ice skeating, dan loncat indah, Indonesia hanya meraih 1 perak melalui loncat indah dan satu perunggu dari ice skating. Dengan demikian, dari total 404 emas di SEA Games 2017, kontingen Indonesia berada di posisi kelima dengan hanya membawa pulang 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu.

Hasil kali ini tercacat yang terburuk di sepanjang sejarang partisipasi Indonesia di SEA Games. Bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan peroleh medali di SEA Games Singapura 2015 yang meraih 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu. Pencapaian tersebut jelas sangat meleset dari target yang ingin dicapai Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan sedikitnya 55 medali emas. Kondisi itu jelas mengkhawatirkan, terlebih lagi Indonesia akan jadi tuan rumah Asian Games 2018. Di ajang itu, Indonesia menargetkan 20 emas dan masuk peringkat 10 besar Asia.

Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewabroto mengatakan perlu evaluasi secara menyeluruh demi meningkatkan performa para atlet Indonesia. "Sepulang dari sini pasti akan ada evaluasi dan kita akan duduk bersama. Ada Satlak Prima, chef de mission, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Kemenpora," ujar Gatot. Sejumlah persoalan muncul saat masih persiapan SEA Games 2017, di antaranya keterlambatan kedatangan perlengkapan latihan, uang saku atlet, dana akomodasi yang belum dibayarkan, kesulitan menemukan tempat latihan, dan batalnya bebe-rapa turnamen uji coba yang sangat berpengaruh terhadap prestasi para atlet.

Wakil Ketua Umum Satlak Prima Sadik Algadri mengatakan persiapan menuju Asian Games harus diubah secara keseluruhan. Apalagi melihat pesaing di tingkat Asia sudah jauh lebih berat ketimbang di SEA Games. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir juga berharap seluruh pemangku kepentingan olahraga Indonesia bisa mempersiapkan para atlet dengan lebih baik.

SEA Games terburuk
Sementara itu, pada upa-cara penutupan SEA Games 2017 di Stadion Nasional Bukit Jalil, kemarin malam, tidak ada presentasi khusus dari wakil Filipina sebagai tuan rumah SEA Games berikutnya. Hanya ada upacara sederhana berupa pemberian bendera SEA Games dari Presiden Komite Olimpiade Malaysia, Yam Tunku Sri Imran, kepada Presiden Komite Olimpiade Filipina, Jose Cojuangco. Selanjutnya, Cojuangco menyerahkan bendera ke Menlu Filipina, Peter Cayetano. Hal itu telah memancing reaksi negatif dari Filipina. Bersamaan dengan hari kemerdekaan ke-60 Malaysia yang jatuh hari ini, kemarin surat kabar dan media massa negeri itu menampilkan berita atas suksesnya konti-ngen Malaysia menjadi juara umum SEA Games 2017.

Sebaliknya, surat kabar Bangkok Post mencemooh pelaksanaan SEA Games Kuala Lumpur. 'Bagi banyak ofisial, atlet, wartawan, dan pendukung Thailand, KL (Kuala Lumpur) 2017 ialah turnamen paling buruk dalam sejarah SEA Games baik dalam kepanitiaan maupun pelaksanaan', tulis surat kabar terkemuka Thailand tersebut. (AFP/Rul/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya