Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Mencari Perpuduan Tehnik yang Baru

Nurul Fadillah
30/8/2017 02:32
Mencari Perpuduan Tehnik yang Baru
(MI/NURUL FADILAH)

MESKI memperoleh gelar juara umum dengan perolehan 2 emas, 1 perak, dan 2 perunggu, tim judo Indonesia masih merasa membutuhkan banyak perbaikan. Hingga SEA Games kali ini, hanya atlet-atlet senior yang mampu berbicara prestasi tertinggi. Hal itu membuat Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) merasa perlu melakukan terobosan khususnya dari segi teknik. Mereka berniat mengombinasikan teknik dari Jepang dan Korea Selatan yang selama ini menjadi kiblat mereka dan teknik dari Rusia dengan teknik permainan bawah yang kuat. Berikut hasil wawancara wartawan Media Indonesia Nurul Fadillah dengan Wakil Ketua PB PJSI yang sekaligus menjadi Ketua Tim Judo Indonesia di SEA Games 2017, Yoyok Subagiono, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (19/8).

Bagaimana menurut Anda prestasi judo kali ini?
Hasilnya cukup memuaskan. Kita memang untuk SEA Games kali ini berhasil mempertahankan juara umum dengan hasil 2 perak, 1 emas, dan 1 perunggu diikuti dengan FiĀ­lipina di posisi kedua dengan dengan 2 emas dan 3 perunggu. Thailand yang diunggulkan justru melorot ke posisi ketiga.

Lantas, bagaimana peta persaingan tim-tim dari Asia Tenggara tahun ini jika dibandingkan dengan SEA Games Singapura 2015?
SEA Games kali ini kekuatannya memang lebih merata dalam arti perolehan medali. Vietnam kita sudah duga akan muncul sebagai kuda hitam, justru negara yang kita harapkan Thailand malah melorot, serta Filipina yang tidak kita waspadai jadi maju berkat naturalisasi. Ini yang ke depannya harus kita waspadai. Kami akan perkuat strategi kita untuk SEA Games yang akan datang.

Bagaimana evaluasi seusai gelaran SEA Games kali ini?
Yang harus kita waspadai adalah Vietnam dan Filipina. Namun, Filipina kali ini diperkuat pemain naturalisasi dari Jepang. Mereka bukan asli dari Filipina, tetapi nanti pulang dari SEA Games ini kita evaluasi. Kita perbaiki, terutama power dan permainan bawah akan kita perkuat. Sekarang, judo ini bukan hanya pengenalan teknik, melainkan juga bagaimana untuk menang. Kita akan perbaiki dari segala lini terutama permainan bawah.

Bagaimana peluang para pemain muda?
Sebetulnya kita sudah memiliki lapis kedua dan ada yang tidak kita tampilkan karena mereka masih perlu mengikuti banyak kompetisi. Kami berencana mengirim mereka uji coba dan training camp ke bebeĀ­rapa negara agar bisa menggantikan pejudo yang sudah senior. Karena kita memakai sistem kompetitif juga di pelatnas sehingga siapa saja yang terbaik itu lah yang akan kita pakai.

Bagaimana terobosan dari PJSI untuk memperkuat atletnya dan bikin kejutan?
Nanti akan kita rapatkan lagi bahwa selama ini kan kiblat kita itu ada Korea Selatan sama Jepang. Mungkin akan kita kombinasikan dengan di luar negara yang memiliki permainan bawah yang kuat untuk memperbaiki teknik atlet kita. Yang jelas hampir semuanya itu power diutamakan, kemudian baru teknik. Sekarang kita kiblatnya Korea dan Jepang, tetapi sekanjutnya kita akan mencoba ke negara-negara lain, seperti Rusia yang memang kuat di permainan bawah untuk menambah variasi teknik. Hasil evaluasi sendiri saya rasa baru itu.

Bagaimana dengan bantuan dari pemerintah?
Satu, dari Satlak yang penting koordinasi dengan pengurus besar dengan baik. Kedua jangan sampai ada keterlambatan baik finansial maupun administrasi karena program terus berjalan tanpa menunggu keterlambatan.

Bagaimana target untuk Asian Games?
Untuk Asian Games, kita jangan muluk-muluk, mendapatkan satu perak saja sudah bagus, tetapi kita ada pemain-pemain yang ditargetkan satu emas karena di Asian Games ini saingannya berat ada Korea Selatan, Tiongkok, Jepang kemudian dari Iran, mereka kuat-kuat. Kita ingin mendulang prestasi sebaik mungkin sebagai tuan rumah. (R-1)-



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya