Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RENOVASI Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) melampaui target yang ditentukan. Sejak dimulai pada Agustus 2016, progres renovasi sudah mencapai 82%. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi optimistis renovasi yang dilakukan akan selesai Januari tahun depan. “Perkembangannya 82%, harusnya baru 78%. Saya rasa ini kabar baik. Dengan perkembangan seperti ini, Indonesia sudah siap menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games 2018,” ujar Imam saat meninjau SUGBK kemarin. “Yang pasti Januari nanti kita akan ada test event. Saya sangat optimistis renovasi akan selesai tepat waktu. Sekarang saja sudah kita buktikan dengan melampaui 4% dari target,” lanjutnya.
Dalam tinjauan tersebut, Imam memantau renovasi lapangan sepak bola, lapangan sintetis sebagai venue atletik, tempat duduk penonton, toilet, serta teknologi listrik dan sistem suara. Biaya renovasi SUGBK, lanjut Menpora, mencapai Rp769,69 miliar. “Biaya itu belum termasuk renovasi gelanggang akuatik, Istora Bung Karno, dan lainnya,” jelas Menpora.
Di sisi lain, Ketua Pelaksana Inasgoc Erick Thohir mengatakan ajang Piala Asia II Lintas Alam Paragliding, 11-14 Agustus mendatang di Gunung Mas dan Pasir Sumbul di Bogor, Jawa Barat, merupakan satu bukti kelancaran persiapan Indonesia menuju Asian Games 2018. Ini adalah tes event kedua jelang Asian Games 2018 setelah ajang Asia Triathlon Championship 2017 di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang. “Belajar dari Palembang akan banyak input yang diperoleh panpel Jawa Barat dalam penyelenggaraan sehingga akan lebih siap saat waktu menggelar lomba,” tandas Erick.
Fasilitas belum memadai
Di sisi lain, venue-venue di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan yang sedang direnovasi dan akan digunakan untuk Asian Games 2018, dinilai belum memiliki fasilitas penunjang memadai untuk penyelenggaraan Asian Paragames 2018. Ketua Umum Panitia Pelaksana Asian Paragames 2018 (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari mengungkapkan, fasilitas di beberapa venue utama yang bakal digunakan untuk APG 2018 seperti di Stadion Utama GBK, Istora Bung Karno, gelanggang basket, dan gelanggang akuatik masih belum memenuhi kebutuhan atlet difabel.
“Setelah kami lakukan pe-ninjauan di keempat venue tersebut, ternyata persiapan venue untuk APG 2018 belum maksimal. Yang utama seperti di pintu. Banyak yang belum sesuai standar dan terlalu kecil. Di GBK misalnya, pintu liftnya masih terlalu kecil untuk akses VIP, lalu toilet kurang, akses dari dan untuk ke tempat atlet juga kurang besar juga pintunya, dan lain-lain,” ujar Okto.
Ia menegaskan dibutuhkan keterlibatan dan kerja keras dari semua pihak khususnya pemerintah dan para stakeholder olahraga demi kesuksesan penyelenggaran APG 2018. Hal itu diperlukan demi suksesnya penyelenggaraan APG 2018. “Saya harus memastikan dari Inapgoc itu bukan cuma memberikan pelayanan, melainkan pelayanan terbaik karena APG itu merupakan jendela terhadap sikap Indonesia terhadap kaum difabel itu sendiri,” pungkasnya. (R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved