Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PERSETERUAN dua kubu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berdampak pada pencalonan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018.
PPP kubu Djan Fardz keberatan untuk mengajukan Uu yang diketahui sebagai PPP kubu Romahurmuziy.
Seperti diungkapkan Ketua DPC PPP Kabupaten Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin di Tasikmalaya, kemarin, elektabilitas Uu bila mengacu hasil survei masih sangat rendah. Karena itu, menurut dia, Uu harus legawa bila PPP memutuskan untuk tidak mencalonkan dirinya.
Menurut dia, PPP bahkan belum menentukan calon yang lebih populer seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Dede Yusuf, atau Netty Prasetiyani.
"Kami masih menunggu hasil survei calon. Jika sudah ada sosok yang menjanjikan, akan dibahas di dapur partai.Tetapi, keberanian Uu patut diapresiasi sebagai satu kader PPP," kata Cecep.
Pada 23 Maret 2016, Uu telah mendek-larasikan diri maju dalam kontestasi pilgub Jabar.
Deklarasi itu dilakukan sekitar 10 menit setelah dia dilantik menjadi Bupati Tasikmalaya.
Uu Ruzhanul Ulum mengklaim telah mengantongi rekomendasi dari DPW PPP Jabar.
Uu yang menjabat Wakil Ketua DPW PPP Jabar kubu Romahurmuziy mengakui elektabilitas dirinya masih rendah.
Akan tetapi, dia mengaku sudah menjalin komunikasi ke seluruh daerah di Jabar.
"Kami hanya memerlukan popularitas 3% untuk bisa maju dalam Pilgub Jabar 2018. Rencana bertemu dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri masih menunggu waktu dan mudah-mudahan bisa bertemu," katanya.
Di lain pihak, Ketua DPD Partai Golkar Cimahi Ali Hasan mengatakan akan memperjuangkan agar Dedi Mulyadi dimajukan sebagai calon gubernur.
"Sebagai harga diri partai, kami tidak mungkin mendukung orang lain atau membuka pendaftaran," katanya.
Dia juga mengklaim pengurus partai berlambang pohon beringin itu sudah sepakat mengusung Dedi.
"Suara Golkar itu suara rakyat. Jadi bagaimanapun suara dari daerah akan didengar pusat," ujarnya.
Dedi Mulyadi yang juga menjabat Ketua DPD Partai Golkar Jabar mengaku belum membicarakan serta tidak mau terburu-buru soal pencalonannya di pilgub.
Ia beralasan lebih memilih memahami karakter masyarakat Jabar terlebih dulu.
"Saya belum bisa memahami secara utuh keinginan masyarakat," ucap Dedi.
Bentak wartawan
Khofifah Indar Parawansa menolak mengomentari pertanyaan seputar keikutsertaannya dalam Pilgub Jawa Timur (Jatim) 2018.
Bahkan, seusai kunjungan kerja ke Pulau Bangka selaku menteri sosial, Khofifah sampai membentak wartawan yang bertanya kepada dia terkait dengan pilgub Jatim.
"Apa? Aku datang sebagai menteri sosial," celetuk Khofifah.
"Kamu diam!" bentak Khofifah ketika wartawan tetap mendesak menanyakan hal yang sama.
Sebelumnya, sejumlah ulama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Kampung meminta Presiden Joko Widodo mengizinkan Khofifah untuk maju sebagai salah satu kandidat di pilkada Jatim.
"Ini sebagai tindak lanjut dari banyaknya masukan ke kami yang berharap Khofifah maju lagi di Jatim," ujar juru bicara Forum Komunikasi Kiai Kampung Jatim (FK3J) Zainul Abidin.
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo tidak mempersoalkan birokrat yang akan maju pada pilgub Jatim.
"Silakan untuk birokrat. Saya sebagai gubernur malah mendukung sehingga pilgub nanti bisa lebih berwarna dan banyak calon," kata Soekarwo. (DG/FL/LD/RF/Ant/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved