Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BANK Jateng mengumumkan pencapaian laba Rp1,3 triliun dan aset Rp51 triliun dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan di Semarang, kemarin.
"Saat ini Bank Jateng sudah naik ke peringkat kedua di bawah BJB," kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno.
Selama triwulan I 2017, lanjutnya, Bank Jateng sudah menyalurkan kredit mitra Rp200 miliar untuk 10 ribu nasabah kecil. Sementara itu, untuk UMKM, akselerasi kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp400 miliar.
"Kami berharap tahun depan bisa mencapai Rp500 miliar," kata Supriyatno.
Sesuai dengan hasil RUPS, pertumbuhan Bank Jateng selama tahun ini dipatok 15% atau di atas pertumbuhan perbankan secara nasional sebesar 10%.
Optimisme itu berdasar pada pertumbuhan dua tahun terakhir yang cukup signifikan, terutama dari lini kredit usaha produktif yang mencapai 30%.
"Dalam dua tahun ini melonjak tiga kali lipat," sebut Mas Nano, panggilan akrab Supriyatno.
Ia mengatakan salah satu strategi agar pertumbuhan terus meningkat ialah mengandalkan sumber daya manusia (SDM) dan jaringan, termasuk program Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang sekarang ini baru ada di 502 titik.
"Target sampai akhir 2017 ini harus bisa 1.000 Laku Pandai, ditambah produk knowledge dan produk development," bebernya.
Di masa depan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar Kredit Mitra Jateng 25 (KMJ 25) dapat menyentuh lebih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menuntaskan masalah kemiskinan.
"Program KMJ 25 ini menjadi andalan Bank Jateng dalam mengatasi kemiskinan, terutama untuk mengurangi bank titil (rentenir) yang banyak dijumpai di pasar," kata Ganjar.
Apalagi, sambung Ganjar, pengajuan program KMJ 25 dengan plafon Rp25 juta per debitur sangat mudah, tanpa agunan, serta berbunga rendah, 7% per tahun.
Sasaran usahanya diprioritaskan pada sektor pertanian, perikanan, kelautan, perdagangan, pengolahan, serta jasa-jasa.
"Program ini sangat membantu pedagang pasar, dan ekonomi lemah diharapkan akan mampu mengurangi angka kemiskinan," ujar Ganjar. (HT/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved