Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Djarot Temui Ganjar Bahas Harga Pangan

MI
04/3/2017 11:44
Djarot Temui Ganjar Bahas Harga Pangan
(Ilustrasi/Antara)

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk menjajaki kerja sama kedua pemerintah provinsi (pemprov) dalam hal stabilisasi harga pangan dan perlindungan terhadap petani.

Pertemuan kedua politikus PDIP itu berlangsung secara tertutup di ruang kerja Gubernur Jateng di Kota Semarang.

“Kami ingin menjalin kerja sama dengan beberapa kabupaten di Jateng yang merupakan penghasil kebutuhan pangan yang dibutuhkan Jakarta,” kata Djarot sebelum pertemuan, kemarin.

Ia mengungkapkan kenaikan harga pangan dan produk pertanian, seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, menyebabkan tingginya inflasi di Jakarta.

Karena itu, papar Djarot, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jateng akan membangun gudang berkapasitas besar untuk me­nyimpan pelbagai hasil pertanian dari petani di Jateng.

“Ketika panen raya, kita beli hasil pertanian dari petani, kemudian disimpan di gudang yang bisa tahan sampai enam bulan. Saat paceklik kita keluarkan agar harga tidak dimainkan tengkulak,” ujarnya.

Dia menambahkan langkah itu secara otomatis akan membantu petani dalam stabilisasi harga. “Sekarang petani dalam posisi terpojok karena ketika panen raya harganya anjlok. Apalagi musimnya anomali.”

Yang berbahaya dan perlu dikhawatirkan, kata Djarot, petani berpikiran profesi petani itu tidak menarik sehingga pindah profesi di sektor informal atau melakukan urbanisasi.

“Kita juga bisa membikin tempat penggemukan sapi. Kerja sama ini dilakukan untuk kesejahteraan warga Jateng dan DKI.”

Ganjar menyambut baik rencana kerja sama itu. “Ada banyak pembicaraan. Di sam-ping kerja sama soal suplai makanan, ada usulan sapi (dari Jateng) masuk ke Jakarta,” katanya seusai pertemuan.

Sejumlah petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengeluhkan harga gabah yang anjlok pada musim panen raya dengan harga terendah Rp3.300 per kilogram atau lebih rendah daripada harga pembelian pemerintah (HPP) di kisaran Rp3.750 per kg. “Banyak petani yang mengeluhkan anjloknya harga gabah pada musim panen tahun ini, padahal merawat padi di cuaca ekstrem membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro.

Kepala Bulog Subdivre XI Jember M Khozin mengatakan pihaknya siap menyerap gabah petani dengan ketentuan yang sudah diatur dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang HPP.

Berdasarkan inpres itu, gabah kering sawah (GKS) dengan kadar air 25% dihargai Rp3.750 per kg, gabah kering giling (GKG) dengan kadar air 14% dihargai Rp4.650 per kg, dan beras medium kadar air 14% berharga Rp7.300 per kg. (HT/Ant/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya