Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Bukan Pemimpin Karbitan

MI
20/2/2017 08:48
Bukan Pemimpin Karbitan
(MI/Aries Munandar)

PASANGAN Tjhai Chui Mie-Irwan (Chair) hampir dipastikan memimpin Kota Singkawang, Kalimantan Barat, untuk lima tahun ke depan. Pasangan yang diusung Partai NasDem, PDIP, Hanura, dan Demokrat itu, berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), meraih dukungan terbanyak.

Wartawan Media Indonesia Aries Munandar berkesempatan untuk mewawancarai perempuan pertama yang akan memimpin Singkawang, Tjhai Chui Mie. Berikut petikannya.

Apa arti kemenangan ini bagi Anda?
Ini merupakan kemenangan bersama, kemenangan masyarakat Kota Singkawang, bukan kemenangan pasangan calon.

Apa yang menjadi kunci kemenangan Anda?
Kuncinya cuma satu, yakni profil kami berdua. Untuk itu, masyarakat harus tahu siapa itu Tjhai Chui Mie, siapa itu Pak Irwan. Track record kami, apa yang sudah kami perbuat selama ini.

Masyarakat harus tahu bahwa kami ialah pasangan ideal. Saya berasal dari legislatif dan Pak Irwan dari eksekutif. Saya anggota DPRD Kota Singkawang 2004-2009. Kemudian pada 2009-2014 dan 2014-2019 menjadi Ketua DPRD Kota Singkawang. Untuk dua periode terakhir, saya terpilih menjadi anggota DPRD dengan suara terbanyak.

Begitu pun Pak Irwan, pernah menjadi Kepala Samsat di Singkawang, pernah jadi leader di pemerintahan. Jadi, ini bukti kami peduli dan berpengalaman, bukan karbitan.

Apa tantangan terberat untuk meyakinkan pemilih?
Awalnya memang ada isu, perempuan bisa apa sih? Tapi kan banyak contoh perempuan di negara ini sukses menjadi pemimpin di dunia politik, pemerintahan, maupun perusahaan. Saya bilang banyak perempuan yang berpotensi, hanya belum diberi kesempatan.

Anda sempat diremehkan cuma gara-gara Anda seorang perempuan?
Iya, apalagi ada yang mengaitkannya dengan (sentimen) etnik dan agama. Namun, semua langsung terbantahkan karena saya punya pengalaman memimpin DPRD.

Ada pelajaran berharga lain?
Tim pemenangan kami berasal dari lintas etnik dan agama. Ada dari komunitas Madura, Dayak, Tionghoa, Melayu, dan berbagai suku. Jadi, harmonisasi yang menjadi salah satu misi kami itu benar-benar terwujud di pemilihan kepala daerah (pilkada) ini.

Anda menjadi perempuan Tionghoa pertama di Indonesia yang terpilih menjadi wali kota. Adakah makna bagi Anda?
Saya senang dan bahagia karena bisa membuat orang lain tersenyum. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya