Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pemulung pun Bisa Menabung

MI
17/2/2017 09:15
Pemulung pun Bisa Menabung
(MI/Tosiani)

HARJO Sutrisno, 45, tersenyum lebar setelah menyerahkan sejumlah uang kepada pengawas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sanggrahan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (15/2). Uang itu didapat dari hasil kerjanya memulung.

Sembari mengisap sebatang rokok, Harjo mengibaskan sisa uang yang tersisa. Ia berencana menggunakan uang itu untuk menafkahi keluarganya yang tinggal di Dusun Losari, Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan.

Sampah plastik dan kertas dihargai sebesar Rp200 per kilogram (kg). Jadi, setiap harinya, Harjo cuma mengantongi Rp5.000 sampai Rp10 ribu dari sampah plastik dan kertas yang dijualnya kepada pengepul.

Tak begitu banyak yang didapatnya dari memulung, tapi Harjo cukup puas. Ia bahkan mengaku masih bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung.

"Tadi itu hasil kerja saya mengumpulkan sampah plastik dan kertas. Sebagian saya tabung untuk keperluan pendidikan anak. Itu mimpi saya," tutur Harjo.

TPA Sanggrahan memiliki luas sekitar 4,1 hektare dan terbagi dalam tiga zona. Setiap harinya TPA ini dipenuhi sekitar 60 pemulung. Mereka mengumpulkan sampah plastik dan kertas untuk dijual ke pengepul.

Kecilnya penghasilan yang didapat para pemulung turut menjadi perhatian pengelola TPA Sanggrahan. Mereka mengajak para pemulung untuk menabung setiap harinya.

"Tidak ada batasan nominal dalam tabungan harian ini. Biasanya para pemulung menabung mulai Rp500, Rp1.000, hingga Rp5.000 per hari," jelas Yuliyatno, pengawas TPA Sanggrahan.

Uang yang telah terkumpul akan diambil setiap satu tahun sekali. Dengan tabungan harian itu, jumlah yang terkumpul di akhir tahun cukup besar, berkisar Rp600 ribu hingga Rp3 juta.

Menurut Yuliyatno, program tabungan pemulung itu sengaja dibentuk untuk membantu mengakomodasi pendapatan para pemulung yang terkadang dianggap hanya sebelah mata.

Padahal, keberadaan para pemulung ini turut membantu menjaga kebersihan lingkungan karena sukses mengurai timbunan sampah yang masuk. Dalam sehari saja, setiap satu orang pemulung sanggup mengurangi volume sampah di TPA sampai 1 kubik.

"Kebanyakan pemulung akan mengambil uang tabungan yang terkumpul menjelang hari raya. Uang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan Lebaran," pungkasnya.

Pemulung lainnya, Ratno, 50, mengamini hal itu. Ia mengaku termotivasi menabung untuk kebutuhan Lebaran keluarganya. "Biasanya, menjelang Lebaran, harga-harga sembako mahal."

Kegigihan Harjo dan Ratno ini memberikan sebuah pelajaran penting. Ketika masih banyak orang yang merasa tidak puas juga meski berpenghasilan tinggi, masih ada orang seperti mereka yang hidup penuh perjuangan. (Tosiani/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya