Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Universitas Samudera Langsa Aceh, Hadir Memperbaiki Ekonomi dan Lingkungan Kampus

Amiruddin Abdullah Reubee
11/8/2025 22:13
Universitas Samudera Langsa Aceh, Hadir Memperbaiki Ekonomi dan Lingkungan Kampus
Kelompok wanita tani Desa Sukaramai Dua, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh sedang belajar membuat kerajinan tangan berbahan lidi limbah sawit.( MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

MENYAMBUT usia kemerdekaan Indonesia ke 80, Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Provinsi Aceh tidak sekedar fokus aktivitas akademik. Ternyata kampus negeri terbesar di pesisir Selat Malaka wilayah timur Aceh itu juga merasa terpanggil dan sangat aktif terhadap persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat sekitar. 

"Banyaknya inovasi kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat dan kepedulian kelestarian lingkungan hidup yang berujung pemberantasan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja baru. Lalu akhirnya bermuara kepada kesejahteraan anak negeri hingga menghindari jalur negatif dalam mempertahankan hidup," demikian diantaranya disampaikan Rektor Unsam Langsa Profesor Hamdani, Melalui Media Indonesia, Senin (11/8). 

Dikatakan Prof Hamdani, di antara program pembedayaan ekonomi masyarakat menjelang 80 tahun HUT RI adalah peningkatan inovasi teknologi pengolahan limbah sawit. Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Unsam, pada Sabtu (2/8) pekan lalu memfasilitasi serta melatih kelompok wanita tani Desa Sukaramai Dua, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang. 

"Sebagai univetsitas, kita tidak saja melahirkan sarjana atau akademisi. Tapi selalu siap menjadi kampus berdamapak yang selalu hadir ditengah-tengah masyarakat untuk membangun negeri ini" Tutur Rektor Prof Hamdani yang juga lulusan S2 Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Mustika Sarjani, Ketua tim PKM Unsam yang juga Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), mengatakan, kelompok wanita desa, pengrajin limbah sawit itu diperkenalkan teknologi inovasi baru berupa alat peraut lidi sawit otomatis hasil produksi Unsam. Hasil dari menggunakan bahan teknologi inovasi baru ini meningkatkan produksi bahan baku lidi lebih banyak. 

"Kalau sebelumnya hasil kerja satu orang menghasilkan 3 kg (kilogram) lidi sawit siap pakai, sekarang bisa meningkat menjadi 10 kg. Lebih cepat, lebih bersih dan lebih mudah" tutur Tri Mustika Sarjani, Ketua tim PKM Unsam yang juga Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP). 

Teknologi inovasi ini tidak saja sebagai alat peraut, tapi juga menjawab kesulitan, lebih efektif dan cepat serta aman menggunakannya. Lalu tidak lagi mengandalkan rautan tangan secara manual, yang sangat repot melakukannya. 

Dr Fazri, totur perancang teknologi rautan mengatakan, dengan menghasilkan bahan lidi yang sudah dibersihkan lebih banyak, tentu mereka juga bisa meningkatkan produksi bahan jadi lebih besar. Jadi tidak hanya menjual bahan baku lidi sawit. 

Setelah bahan baku lidi tercukupi, mereka juga di edukasi cara memproduksi kerajinan tangan bahan jadi yang siap digelontorkan ke pasar. Beberapa bahan jadi yang  dihasilkan yaitu piring, vas bungan, mangkuk dan lainnya. 

Para wanita kelompok kerajinan limbah sawit yang bernama Nusa Indah itu juga diajari managemen pemasaran. Lalu cara membuat pembukuan, perencanaan bisnis dan struktur organisasi. 

Mereka juga bisa menyusun Sop produksi dan sistem pencatatan transparan. Semua manajemen bisnis lebih terbuka dan terukur sesuai kebutuhan. 

Diajarkan pula tekni pemasaran digital. Lalu memperkenalkan teknik foto produk, branding melalui media sosial. Cara menjual melalui e-commerce seperti Shopee. " Insya Allah, produk desa ini mampu menembus pasar lebih luar lebih luas lagi" tutur Rahmi Meutia, anggota tim pelatihan lainnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya