Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEDIKITNYA 27 perguruan tinggi se-Indonesia yang tergabung dalam anggota Asosiasi Program Studi Teknik Geologi Indonesia (ASPRODITEGI) menyelenggarakan Seminar Nasional terkait Potensi Geologi Aceh.
Seminar nasional dihadiri akademisi serta pakar geologi itu dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK Prof Mustanir di Aula Multi Purpose Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), Darussalam, Banda Aceh.
Ketua Panitia Doktor Bambang Setiawan melalui Media Indonesia, Jumat (8/8) mengatakan, seminar ini termasuk rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional ASPRODITEGI. Lalu dihadiri 36 peserta dari 27 perguruan tinggi anggota ASPRODITEGI.
Mereka tersebar di 19 provinsi, yaitu mulai dari Pulau Irian (papua), Maluku, Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan beberapa daerah lain.
“Di antaranya merumuskan pedoman teknis agar jurusan teknik geologi di berbagai perguruan tinggi bisa mengikuti ketentuan dan standar yang ditetapkan lembaga tersebut," kata Doktor Bambang Setiawan.
Kemudian membahas potensi geologi Aceh, serta geowisata yang akan dilaksanakan di Sabang. Ada juga rapat kerja yang akan dilaksanakan di Balai Kota Sabang.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK Prof Mustanir mengatakan, Indonesia adalah negara dengan potensi geologi yang luar biasa, termasuk pula Aceh. Setiap lapisan tanahnya menyimpan keistimewaannya tersendiri.
Di bawahnya, ada pasir, batuan, dan berbagai formasi geologi lain yang belum sepenuhnya mampu diidentifikasi oleh para ahli. Di Aceh, misalnya, hingga kini masih belum ada solusi komprehensif untuk memahami struktur geologi yang kompleks itu.
Dikatakan Mustanir, hanya saja ketidaktahuan dalam menggali potensi ini kerap mengundang bencana alam. Pengambilan material secara sembarangan dan eksploitasi sumber daya tanpa panduan ilmu, menjadi penyebab utama timbulnya bencana.
Para pembangun dan perencana harus tahu bahwa pengambilan material seperti galian C mempengaruhi struktur bumi. Harapannya, kegiatan ini dapat melahirkan rekomendasi penting bagi para pemangku kebijakan khususnya terkait pemanfaatan potensi geologi Indonesia.
“Karena itulah, kegiatan ini sangatlah penting untuk membangun literasi geologi di masyarakat. Agar semua potensi tersebut dapat dikelola dengan baik. Namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan kita," tutur lelaki kelahiran 1966 di Indrapuri, Aceh Besar, yang juga pakar Kimia Organik lulusan Doktor Kyushu Universiti Jepang tahun 2000 tersebut. (MR/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved